Ukraina Makin Terdesak oleh Rusia, Terima Usulan Gencatan Senjata AS

Ukraina telah mengindikasikan kesiapan untuk menerima tawaran gencatan senjata yang diajukan oleh Amerika Serikat (AS) seiring semakin terdesaknya posisi mereka di medan perang akibat serangan Rusia. Dalam pernyataan resmi pada Selasa, 11 Maret 2025, Ukraina sepakat untuk melaksanakan gencatan senjata sementara selama 30 hari dan berkomitmen untuk langkah-langkah pemulihan perdamaian yang berkelanjutan antara kedua negara.

Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, dalam konferensi pers di Jeddah, Arab Saudi, menyatakan bahwa tawaran tersebut kini akan disampaikan kepada Rusia, dengan harapan Moskow akan merespons dengan positif. “Harapan kami adalah Rusia akan menjawab ‘ya’ secepat mungkin, sehingga kami dapat memasuki tahap kedua, yaitu negosiasi yang sesungguhnya,” tuturnya. Ia juga menekankan pentingnya segera mencapai kesepakatan untuk mengurangi tingkat kekerasan yang terus meningkat, yang mengakibatkan banyaknya korban jiwa di kedua belah pihak.

Situasi di Ukraina semakin mendesak setelah Rusia melancarkan operasi militer besar-besaran pada tahun 2021, yang berhasil menguasai sekitar sepertiga wilayah Ukraina. Upaya Rusia untuk merebut lebih banyak wilayah terus berlanjut, dan pertempuran hebat masih terjadi di berbagai titik di garis depan. Ukraina berupaya mempertahankan posisinya, terutama di wilayah Kursk, di mana pasukan Rusia melancarkan serangan agresif untuk mengusir pasukan Kyiv.

Meskipun Ukraina menunjukkan keinginan untuk mencapai gencatan senjata, Rusia belum memberikan tanggapan resmi. Beberapa waktu lalu, Kremlin menyatakan bahwa kesepakatan gencatan senjata sementara dapat memberikan keuntungan strategis bagi Ukraina untuk mempersiapkan diri dan memperkuat kemampuan militernya. Hal ini menjadi tantangan bagi upaya diplomasi yang sedang berlangsung. Di sisi lain, Presiden Vladimir Putin telah menekankan pentingnya menciptakan perdamaian jangka panjang yang menghormati kepentingan semua pihak yang terlibat dan tetap menolak untuk menyerahkan wilayah yang saat ini dikuasai oleh Rusia.

Dari pernyataan yang dikeluarkan, baik Ukraina maupun AS sepakat untuk segera menyelesaikan perjanjian komprehensif untuk sarana pengembangan sumber daya mineral penting di Ukraina. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun dalam situasi yang penuh ketegangan, terdapat kemungkinan untuk menjalankan kolaborasi di bidang ekonomi yang dapat bermanfaat bagi kedua belah pihak.

Sementara itu, serangan aksi militer di lapangan terus berlangsung. Pada saat perundingan berlangsung, Ukraina melancarkan serangan pesawat nirawak terbesar yang pernah ada ke Rusia, menargetkan ibu kota Moskow dan area sekitarnya. Serangan ini, di mana sebanyak 337 pesawat nirawak digunakan, menciptakan momen penting yang menunjukkan bahwa Ukraina masih memiliki kemampuan untuk melancarkan serangan balik meskipun tertekan di berbagai front.

Misi pengguguran serangan tersebut menimbulkan kerugian bagi Rusia, termasuk korban jiwa di kalangan pekerja di lokasi yang disasar. Insiden ini juga menyebabkan gangguan di beberapa bandara Moskow, menggambarkan dampak dari konflik yang berkepanjangan ini.

Sikap Ukraina untuk terbuka terhadap gencatan senjata menunjukkan adanya peluang untuk meredakan ketegangan yang sudah berkepanjangan. Namun, kejelasan dan respons dari Rusia akan sangat menentukan arah dari negosiasi lebih lanjut. Nyatalah bahwa meskipun ada harapan untuk perdamaian, medan perang yang semakin keras akan terus menantang setiap inisiatif diplomasi yang diambil oleh para pemimpin kedua negara.

Exit mobile version