PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada Rabu, 12 Maret 2025, di mana salah satu agenda utama adalah perubahan kepengurusan, termasuk posisi Presiden Direktur dan Presiden Komisaris. Dalam rapat tersebut, Gregory Hendra Lembong diusulkan sebagai calon tunggal Presiden Direktur untuk menggantikan Jahja Setiaatmadja, yang akan beralih ke posisi Presiden Komisaris.
Hendra Lembong, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur BCA sejak 2022, memiliki tanggung jawab yang luas, meliputi Group Strategic Information Technology dan Group Operation Strategy & Development. Selain itu, ia juga melakukan supervisi terhadap Direktur Keuangan & Perencanaan Perusahaan serta Direktur Transaksi Perbankan.
Dengan pengalaman di sektor perbankan selama lebih dari tiga dekade, Hendra tidak baru dalam dunia perbankan, baik di Indonesia maupun di luar negeri. Pria berusia 53 tahun ini menempuh pendidikan tinggi dengan meraih gelar Sarjana Teknik Kimia dari University of Washington, Amerika Serikat, dan gelar Master of Science in Engineering Economic Systems dari Stanford University. Pendidikan yang mumpuni ini pun memperkuat kredibilitasnya dalam industri keuangan.
Karir Hendra dimulai di Citibank pada 1994 hingga 2009, di mana ia menjabat berbagai posisi strategis di Asia dan Eropa. Setelah itu, ia berkiprah di Deutsche Bank London sebagai Global COO dan Head of Business Development pada 2009 hingga 2010. Lembong juga pernah menjabat sebagai Regional Head of Transaction Services Asia Pacific di J.P. Morgan di Singapura dari 2010 hingga 2013. Pengalamannya di perusahaan internasional ini memberi Hendra pandangan luas mengenai dinamika keuangan global.
Setelah kembali ke Indonesia pada 2013, Hendra bergabung dengan PT Bank CIMB Niaga Tbk. dan menduduki berbagai posisi penting, termasuk Chief of Transaction Banking serta CEO Group of Transaction Banking di CIMB Group Malaysia. Perjalanan karirnya di CIMB menjadikannya salah satu tokoh kunci di industri perbankan di Asia Tenggara sebelum akhirnya bergabung dengan BCA pada 2020.
Pelantikan Hendra sebagai Presiden Direktur diharapkan akan memberikan angin segar bagi BCA, yang selama ini dikenal sebagai salah satu bank terkemuka di Indonesia dengan kinerja keuangan yang solid. Untuk tahun 2024, BCA mencatatkan laba bersih sebesar Rp54,8 triliun, tumbuh sebesar 12,7% dibandingkan tahun sebelumnya. Keberhasilan ini tidak lepas dari kepemimpinan Jahja Setiaatmadja, yang telah melewati banyak tantangan dalam sektor perbankan.
Dalam RUPST ini, pemegang saham juga membahas dan menyetujui laporan tahunan serta pembagian laba bersih, yang mencakup alokasi dana cadangan dan dividen tunai. Perubahan susunan komisaris dan direksi juga menjadi fokus utama, dengan diangkatnya Hendra Lembong sebagai calon Presiden Direktur menggantikan Jahja, yang akan menjabat sebagai Presiden Komisaris.
Selain itu, RUPST juga menelaah penetapan remunerasi bagi direksi dan komisaris untuk tahun buku 2024 dan 2025, serta kontrol atas auditor independen untuk tahun 2025. Hal ini menunjukkan transparansi dan kepatuhan BCA terhadap regulasi yang berlaku, serta komitmennya untuk meningkatkan tata kelola perusahaan.
Kompetensi Hendra Lembong di industri perbankan yang luas dan pemahaman mendalam tentang inovasi teknologi dalam keuangan menjadi aset berharga bagi BCA. Dengan latar belakang yang kuat dan pengalaman globalnya, Hendra diharapkan mampu melanjutkan pertumbuhan BCA, menyesuaikan diri dengan perkembangan terkini di sektor perbankan, serta menjalankan strategi yang lebih inovatif untuk menghadapi tantangan di masa depan. Dengan kepemimpinan baru ini, BCA berkomitmen untuk terus berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.