Ini Penyebab dan Solusi Jika Pengajuan Pinjaman KUR BRI Ditolak!

Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank Rakyat Indonesia (BRI) 2025 menjadi pilihan utama bagi para pelaku usaha yang memerlukan tambahan modal. Meskipun demikian, sejumlah pemohon mengalami kendala yang menyebabkan pengajuan mereka ditolak. Untuk memberikan pencerahan kepada calon peminjam, artikel ini akan menguraikan penyebab umum penolakan pengajuan KUR BRI serta solusi yang dapat diambil agar peluang persetujuan menjadi lebih besar.

Salah satu penyebab utama penolakan pengajuan KUR adalah riwayat kredit bermasalah yang tercatat dalam BI Checking atau SLIK OJK. Jika Anda memiliki riwayat kredit buruk, misalnya tunggakan pembayaran atau status kolektibilitas di atas kategori dua (diragukan atau macet), maka risiko penolakan sangat besar. Solusi untuk mengatasi masalah ini adalah dengan segera melunasi tunggakan pada bank atau lembaga keuangan. Setelah itu, minta surat keterangan lunas dari lembaga tersebut dan tunggu antara satu hingga dua bulan hingga catatan di BI Checking kembali bersih sebelum mengajukan KUR lagi.

Dokumen pengajuan yang tidak lengkap atau tidak valid juga menjadi penyebab yang sering terjadi. Bank BRI menerapkan standar ketat dalam verifikasi dokumen; oleh karena itu, jika ada dokumen yang kurang atau tidak sesuai, pengajuan dapat langsung ditolak. Dokumen yang dibutuhkan antara lain adalah KTP asli dan fotokopi (baik pemohon maupun pasangan yang sudah menikah), Kartu Keluarga yang sesuai dengan alamat domisili, Buku Nikah (bagi yang belum memiliki KK bersama pasangan), Surat Keterangan Usaha dari kelurahan atau instansi terkait, serta NPWP untuk pengajuan pinjaman di atas Rp50 juta. Pastikan semua dokumen masih berlaku dan sesuai dengan ketentuan untuk menghindari risiko penolakan.

Selain itu, tidak memiliki jaminan untuk plafon besar juga menjadi faktor yang sering menghambat pengajuan KUR. KUR Mikro dengan plafon di bawah Rp50 juta tidak memerlukan jaminan tambahan. Namun, untuk peminjam yang mengajukan jumlah lebih besar, beberapa kantor cabang BRI mungkin akan meminta agunan, misalnya BPKB kendaraan atau sertifikat tanah. Untuk solusi, siapkan dokumen jaminan seperti BPKB motor atau mobil jika memilikinya, atau gunakan sertifikat tanah atau rumah sebagai jaminan.

Usaha yang masih baru atau belum stabil juga berpotensi besar ditolak. Pihak bank biasanya lebih menyukai usaha yang telah berjalan minimal enam bulan hingga satu tahun. Jika usaha Anda tergolong baru, mungkin jumlah pinjaman yang disetujui akan lebih kecil dari yang diajukan. Oleh karena itu, penting untuk membuat laporan keuangan sederhana yang dapat menunjukkan pendapatan usaha. Jika ditawarkan pinjaman dengan jumlah lebih kecil, terimalah terlebih dahulu untuk memulai dan tingkatkan plafon pinjaman dalam enam hingga dua belas bulan setelah cicilan berjalan lancar.

Terakhir, pengajuan KUR juga bisa ditolak jika kuota di kantor cabang telah habis. Untuk mengatasi hal ini, coba ajukan permohonan di unit atau kantor cabang BRI lainnya yang masih memiliki kuota. Anda juga bisa memantau informasi dari pihak bank terkait pembukaan kuota baru.

Untuk meningkatkan peluang disetujuinya pengajuan KUR BRI 2025, para calon peminjam disarankan untuk memastikan riwayat kredit mereka bersih dan tidak memiliki tunggakan, melengkapi seluruh dokumen yang dibutuhkan, serta memastikan usaha telah berjalan minimal enam bulan. Memperhatikan lokasi pengajuan di kantor cabang dengan kuota tersedia juga sangat penting.

Jika semua usaha untuk mendapatkan KUR BRI 2025 menemui jalan buntu, masih ada alternatif lain yang bisa dicoba. Calon peminjam dapat mengeksplorasi pinjaman online dari platform yang terdaftar di OJK, bergabung dengan koperasi simpan pinjam, atau memanfaatkan program pinjaman dari pemerintah seperti Kredit Usaha Mikro (KUM) atau Kredit Usaha Kecil (KUK). Dengan memahami penyebab dan menerapkan solusi yang tepat, peluang Anda untuk mendapatkan KUR BRI semakin meningkat.

Exit mobile version