Erick Thohir dan Rosan Roeslani Siap Pangkas Komisaris BUMN!

Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengambil langkah strategis untuk meningkatkan efisiensi operasional perusahaan-perusahaan pelat merah di Indonesia. Salah satu tindakan konkret yang disampaikan Menteri BUMN, Erick Thohir, adalah pemangkasan jumlah komisaris, khususnya di sektor perbankan milik negara yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).

Erick Thohir menjelaskan bahwa langkah ini merupakan tindak lanjut dari arahan Presiden Prabowo Subianto. “Presiden berharap efisiensi dilakukan menyeluruh. Salah satunya, kami diminta mengurangi jumlah komisaris di Bank Himbara,” ujar Erick saat berada di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, pada Senin (5/5/2025).

Langkah efisiensi ini tidak hanya mencakup pengurangan jumlah komisaris, tetapi juga evaluasi kegiatan perjalanan dinas di berbagai sektor perusahaan negara. Untuk membahas langkah-langkah ini lebih mendetail, Erick Thohir berencana berdiskusi dengan CEO Daya Anagata Nusantara (Danantara), Rosan Roeslani, guna melihat potensi efisiensi tambahan di BUMN.

Dengan situasi ekonomi global yang sedang tidak menentu, diiringi dengan ketidakpastian karena berbagai faktor seperti konflik dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, serta ketegangan geopolitik, pemangkasan komisaris dalam BUMN diyakini dapat membantu perusahaan-perusahaan ini tetap efisien dan kompetitif. “Upaya efisiensi ini penting untuk menghadapi tantangan ekonomi global,” kata Erick.

Erick menambahkan, meskipun Indonesia mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,87% pada kuartal pertama 2025, hal ini masih tergolong positif dibandingkan negara lain yang mengalami penurunan tajam. Namun, ia mengingatkan pentingnya mewaspadai risiko yang dapat muncul dari dinamika global, seperti potensi konflik antara India dan Pakistan yang dapat berdampak langsung pada ekspor komoditas unggulan Indonesia, termasuk batu bara dan kelapa sawit.

Sebagai langkah proaktif dalam menghadapi tekanan ekonomi eksternal, Erick menginstruksikan seluruh perusahaan BUMN untuk melakukan “stress test.” Tujuan dari uji ketahanan ini adalah untuk memastikan setiap entitas siap menghadapi berbagai skenario ekonomi terburuk. “Kami sudah lakukan stress test kepada semua BUMN. Saya dan Pak Rosan bahkan mengumpulkan seluruh direksi BUMN untuk membahas hal ini secara menyeluruh,” ungkapnya.

Dalam diskusi yang direncanakan dengan Rosan Roeslani, keduanya akan mengevaluasi efektivitas dan efisiensi operasional di BUMN, berfokus pada pengurangan pemborosan dan optimalisasi sumber daya. Kementerian BUMN berharap bahwa langkah ini akan memperkuat ketahanan perusahaan negara di tengah ancaman yang muncul akibat dinamika global.

Penting untuk mencatat bahwa reformasi dalam struktur komisaris merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk meningkatkan efisiensi dan kinerja BUMN. Dengan jumlah komisaris yang lebih sedikit, diharapkan pengambilan keputusan dalam perusahaan dapat berlangsung lebih cepat dan efektif.

Dari hasil evaluasi yang dilakukan, keputusan pemangkasan ini diharapkan dapat memberi dampak positif, tidak hanya bagi efisiensi internal BUMN, tetapi juga bagi perekonomian nasional secara keseluruhan. Dalam konteks ini, respons cepat dan langkah proaktif dari Menteri BUMN dan Rosan Roeslani dianggap sangat krusial untuk menghadapi ketidakpastian yang ada dan menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.

Dengan adanya langkah-langkah ini, Kementerian BUMN tidak hanya berfokus pada efisiensi, tetapi juga berupaya membangun fondasi yang lebih kuat bagi masa depan BUMN di Indonesia.

Exit mobile version