Ajak Balita Mudik Lebaran Pakai Motor? Ini Tips Gendong Aman!

Tradisi mudik lebaran di Indonesia menjadi momen penting setiap tahun, di mana masyarakat berbondong-bondong kembali ke kampung halaman. Namun, saat membawa balita dalam perjalanan mudik dengan kendaraan bermotor, orang tua diingatkan untuk lebih berhati-hati. Dr. Ertania Nirmala, Sp.KFR, seorang spesialis Kedokteran Rehabilitasi Medik dan Fisik dari Eka Hospital Depok, menekankan perlunya perhatian khusus dalam cara menggendong balita saat perjalanan jauh ini.

Perjalanan mudik yang memakan waktu lama menuntut anak untuk duduk dalam posisi yang bisa jadi tidak nyaman, terutama bagi balita yang rentan. Dr. Ertania menjelaskan bahwa membiarkan balita duduk dalam posisi mengangkang untuk waktu yang lama dapat berdampak negatif bagi perkembangan fisik mereka. “Kalau buat anak ngangkang terus menerus, bikin otot bagian bawah tertarik terus-menerus, tulang pinggul menarik terus menerus,” katanya saat konferensi pers di Jakarta Selatan.

Ketika orang tua menggendong balita di motor, penting untuk menjaga posisi anak tetap dekat dengan tubuh orang tua. Hal ini akan mengurangi beban yang ditanggung saat berkendara. Dr. Ertania menyarankan, “Jadi beratnya tidak terlalu besar, tidak sebesar saat posisi anak balita merosot lebih jauh itu lebih berat.” Dengan menempatkan balita lebih dekat, beban yang ditanggung orang tua akan lebih ringan, dan risiko cedera akibat beban berlebih dapat diminimalisasi.

Selain memperhatikan posisi balita, orang tua juga harus memperhatikan waktu istirahat selama perjalanan. Menurut dr. Ertania, anak-anak secara alami mudah lelah, sehingga penting untuk memberikan jeda dan kesempatan bagi mereka untuk bergerak. “Kondisi seperti itu kondisi 2 hingga 3 jam jeda, atau ganti posisi,” ujarnya. Dalam suasana berkendara yang monoton seperti mudik, rajin berhenti untuk beristirahat menjadi sangat penting, tidak hanya untuk kenyamanan balita tetapi juga untuk menjaga keselamatan saat berkendara.

Sebagai tambahan, dr. Ertania mengingatkan bahayanya menahan beban dalam waktu lama, yang dapat menyebabkan otot tegang dan berujung pada nyeri punggung. Terutama bagi orang tua, nyeri punggung bawah, atau low back pain, bisa terjadi akibat postur tubuh yang tidak benar atau beban berat yang terus-menerus ditanggung. “Low back pain adalah rasa sakit yang timbul pada punggung bagian bawah, meliputi tulang punggung bawah, pinggang, panggul, dan bisa disertai penjalaran ke bokong hingga kaki,” jelasnya.

Berikut beberapa tips dari dr. Ertania untuk menghindari nyeri punggung saat menggendong balita dalam perjalanan mudik:

1. Pastikan balita duduk dalam posisi yang nyaman dan dekat dengan tubuh.
2. Atur waktu berkendara dengan memberikan jeda setiap 2 hingga 3 jam.
3. Ganti posisi balita untuk mengurangi ketegangan otot.
4. Beristirahat secara teratur agar balita tidak merasa lelah atau tidak nyaman.

Apabila selama perjalanan terjadi nyeri punggung, beberapa langkah pertolongan pertama yang dapat dilakukan termasuk mengompres area nyeri dengan es atau air hangat, serta menggunakan obat pereda nyeri jika diperlukan.

Dr. Ertania juga menyarankan agar orang tua menerapkan gaya hidup sehat dengan mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang dan rutin berolahraga. “Hal tersebut bertujuan untuk memelihara serta meningkatkan fungsi tulang dan jaringan ikat lain pada punggung,” tutupnya.

Sebagai orang tua, perencanaan perjalanan mudik yang matang dan perhatian terhadap aspek kesehatan tubuh, baik untuk diri sendiri maupun balita, sangatlah penting. Dengan mengikuti saran dari para ahli, diharapkan perjalanan mudik lebaran dapat berlangsung aman dan menyenangkan bagi seluruh anggota keluarga.

Exit mobile version