Puasa merupakan momen yang dinanti banyak umat Muslim, namun bagi penderita maag, bulan suci ini bisa menjadi tantangan tersendiri. Perubahan pola makan dan waktu berbuka puasa dapat memicu peningkatan asam lambung, yang dapat mengganggu kenyamanan saat menjalankan ibadah. Untuk membantu penderita maag menjalani puasa dengan lebih nyaman, berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan.
Pertama, menjaga pola makan yang teratur sangat penting. Penderita maag disarankan untuk tidak melewatkan sahur dan berusaha berbuka tepat waktu. Sahur sebaiknya dilakukan tidak terlalu dekat dengan waktu imsak agar tubuh memiliki waktu untuk mencerna makanan dengan baik. Hal ini dapat mencegah produksi asam lambung yang berlebihan.
Kedua, pemilihan makanan yang tepat juga berperan penting dalam menjaga kesehatan lambung. Makanan yang pedas, berlemak, dan asam seperti cuka dan tomat sebaiknya dihindari karena bisa memicu produksi asam lambung. Sebagai alternatif, pilihlah makanan yang kaya akan karbohidrat kompleks, seperti nasi merah dan roti gandum, serta sayuran hijau. Makanan yang tinggi serat dan rendah lemak cenderung lebih ramah bagi lambung.
Selanjutnya, setelah berbuka puasa, sebaiknya penderita maag makan dalam porsi kecil tetapi sering. Konsumsi makanan dalam jumlah kecil membantu sistem pencernaan bekerja lebih ringan, sehingga mengurangi risiko refluks asam yang dapat menyiksa di malam hari. Selain itu, menjaga posisi tidur juga tidak kalah penting. Tidur dengan kepala lebih tinggi dapat mengurangi risiko refluks asam, berkat bantuan gravitasi yang menahan asam lambung agar tidak naik ke kerongkongan.
Di samping itu, herbal seperti jahe dan kamomil dapat menjadi teman yang baik selama puasa. Jahe diketahui memiliki sifat menenangkan yang mampu meredakan mual dan kembung. Sementara itu, kamomil membantu mengendurkan otot lambung yang tegang. Namun, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi herbal tertentu.
Olahraga ringan juga dianjurkan, seperti berjalan kaki setelah berbuka. Aktivitas fisik dapat membantu mempercepat proses pencernaan dan mengurangi gejala maag. Dalam hal ini, penting untuk menghindari olahraga berat, yang justru dapat meningkatkan tekanan pada perut dan memicu peningkatan asam lambung.
Pengaturan waktu tidur juga perlu diperhatikan. Tidur tidak langsung setelah makan bisa berisiko memperburuk gejala maag. Disarankan untuk memberi jeda waktu sekitar 2-3 jam setelah makan sebelum tidur agar makanan dapat dicerna dengan baik.
Terakhir, jika gejala maag tidak kunjung membaik atau bahkan semakin parah, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter. Medis dapat memberikan saran diet yang lebih spesifik atau meresepkan obat yang sesuai untuk mengendalikan asam lambung selama puasa. Mempertahankan komunikasi dengan tenaga medis akan sangat membantu penderita maag agar tetap bisa menjalankan ibadah puasa dengan baik.
Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, penderita maag dapat menjalani puasa dengan lebih tenang dan nyaman. Penyesuaian pola makan, kebiasaan baik, serta komunikasi yang baik dengan tenaga medis sangat penting untuk menjaga kesehatan lambung selama bulan puasa ini.