Jumlah pengguna rokok elektrik di Indonesia terus meningkat secara signifikan, dari 480 ribu orang pada 2011 menjadi 6,6 juta orang di tahun 2021, menurut data Global Adult Tobacco Survey (GATS) 2021. Pertumbuhan yang pesat ini mencerminkan perubahan pola konsumsi masyarakat Indonesia, terutama di kalangan generasi muda. Di balik lonjakan tersebut, terdapat beberapa faktor yang menjadi pendorong utama serta pertanyaan seputar kesehatan yang menyertainya.
Salah satu faktor utama yang membuat rokok elektrik semakin diminati adalah anggapan bahwa produk ini lebih sehat dibandingkan rokok konvensional. Rokok elektrik tidak melalui proses pembakaran, sehingga dianggap bebas dari tar yang berbahaya bagi kesehatan. Menurut penelitian dari Health England, rokok elektrik sekitar 95 persen lebih aman dibandingkan rokok tradisional. Dalam sebuah wawancara, Commercial Director PT Delta Sukses Teknologi, Harold Hutabarat, menjelaskan, “Kalau tren market vape saat ini masih bertumbuh, saya melihatnya karena banyak yang melihat sisi risiko yang lebih kecil.” Meski ada klaim tersebut, penting untuk dicatat bahwa baik vape maupun rokok konvensional tetap memiliki risiko kesehatan yang signifikan, termasuk potensi kanker paru-paru.
Selain dianggap lebih sehat, rokok elektrik juga telah menjadi bagian dari gaya hidup modern, terutama di kalangan anak muda. Banyak yang beralih ke vape karena dianggap lebih “keren” dan memiliki beragam pilihan rasa. “Rokok elektrik sudah menjadi lifestyle, saya memilih ini karena merasa lebih baik, dan tidak mengharuskan saya mencium bau rokok di baju,” ujar Harold. Keberadaan berbagai varian rasa dan desain yang menarik membuat rokok elektrik semakin menarik bagi segmen pasar ini.
Faktor ketiga yang turut berkontribusi pada peningkatan pengguna rokok elektrik adalah inovasi dalam desain dan teknologi. Industri vape telah bertransformasi dengan berbagai produk yang dirancang untuk memenuhi permintaan konsumen, mulai dari pod system, mod, hingga disposable vape. Produk-produk ini terbuat dari bahan-bahan modern seperti logam dan plastik, yang tidak hanya memberikan kemudahan pemakaian tetapi juga menjaga pengalaman pengguna. Contohnya, PT Delta Sukses Teknologi menawarkan berbagai produk dengan teknologi terbaru, termasuk DJOY Pod Max dan DJOY Disposable, yang memberikan nilai tambah bagi pengguna.
Regulasi yang semakin ketat di industri ini juga menjadi faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penggunaan rokok elektrik. PT Delta Sukses Teknologi, misalnya, berkomitmen untuk menciptakan ekosistem industri yang bertanggung jawab dengan memperhatikan regulasi yang ada. Harold Hutabarat mengatakan, “Kami ingin industri ini berkembang dengan standar yang lebih tinggi, baik dari segi kualitas produk maupun kepatuhan terhadap regulasi.” Ini mencerminkan adanya upaya untuk menjaga industri vape di jalur yang benar, dengan mengedukasi konsumen tentang produk dan regulasi yang berlaku.
Dalam konteks ini, pertanyaan mengenai keamanan rokok elektrik tetap menjadi isu yang perlu dicermati. Meskipun ada klaim bahwa rokok elektrik lebih aman, edukasi kepada konsumen tentang risiko yang mungkin ada tetap sangat penting. Masyarakat perlu mengetahui bahwa peralihan dari rokok konvensional ke rokok elektrik bukan berarti bebas dari dampak kesehatan yang merugikan.
Dalam dekade terakhir, industri rokok elektrik tidak hanya menunjukkan pertumbuhan pengguna yang signifikan, tetapi juga berkontribusi pada penciptaan lapangan kerja, dengan estimasi 150.000 hingga 200.000 pekerjaan baru di sektor ini pada tahun 2023. Faktor-faktor seperti persepsi kesehatan, gaya hidup, inovasi produk, dan regulasi yang ketat menunjukkan bahwa rokok elektrik akan terus menjadi bagian dari lanskap konsumsi masyarakat Indonesia di masa mendatang.