Wakil Menteri Dalam Negeri, Bima Arya Sugiarto, mengakui bahwa komunikasi pemerintah kepada publik belum berjalan dengan baik dalam 150 hari kerja pertama rezim yang dipimpin oleh Presiden Prabowo Subianto. Pernyataan ini mencerminkan tantangan yang dihadapi pemerintah dalam memenuhi harapan masyarakat yang tinggi.
Bima Arya menegaskan bahwa tantangan yang dihadapi pemerintah saat ini tidaklah mudah. “Publik memiliki harapan yang sangat tinggi,” ungkapnya dalam keterangan resmi pada Kamis, 10 April 2025. Hal ini menunjukkan bahwa ekspektasi masyarakat akan transparansi dan akuntabilitas pemerintah semakin meningkat, sehingga komunikasi yang efektif menjadi kunci untuk memenuhi harapan tersebut.
Dirinya meyakini bahwa pemerintah memiliki potensi yang kuat, namun pesan yang disampaikan tidak selalu diterima dengan baik oleh masyarakat. “Memang, tantangan dari semua adalah bagaimana agar publik ini tahu apa yang sudah dilakukan, apa yang akan dilakukan, dan belum dilakukan,” jelasnya. Pengakuan ini menunjukkan bahwa ada kesenjangan dalam penyampaian informasi antara pemerintah dan masyarakat.
Bima Arya juga menyatakan bahwa pernyataan Presiden Prabowo memberikan semangat kepada seluruh anggota kabinet untuk lebih proaktif dalam menyampaikan informasi kepada publik. “Presiden memberikan penyemangat dan motivasi agar seluruh anggota kabinet terus menyampaikan informasi yang tepat dan akurat atas semua kegiatan-kegiatannya, dan juga berhati-hati dalam menggunakan diksi,” tambahnya. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk memperbaiki komunikasi dan meningkatkan transparansi.
Sebelumnya, Presiden Prabowo secara terbuka mengakui bahwa komunikasi dari pemerintahan yang dipimpinnya masih kurang optimal. Dalam sebuah acara sarasehan ekonomi, ia menilai bahwa keterbukaan informasi perlu ditingkatkan dan ia menganggap ini sebagai tanggung jawabnya sebagai kepala negara. “Saya sadar dalam beberapa minggu lalu bahwa komunikasi dari pemerintah yang saya pimpin memang agak kurang. Dan itu adalah tanggung jawab saya,” jelasnya.
Pernyataan Prabowo yang dikutip dalam siaran langsung di YouTube Octopus pada 8 April 2025 menggarisbawahi pentingnya penjelasan yang lebih jelas kepada masyarakat terkait kondisi ekonomi Indonesia, terutama dalam menghadapi tantangan global yang kian kompleks. Ia mengajukan forum ini atas inisiatifnya sendiri, menunjukkan keseriusannya dalam memperbaiki komunikasi pemerintah.
Dalam konteks ini, Prabowo menekankan prinsip kerja yang berbasis bukti atau evidence-based performance, di mana ia lebih memilih untuk menunjukkan hasil kerja konkret bukannya berbicara tanpa data yang jelas. “Saya minta selalu dinilai oleh hasil yang saya lakukan, prestasi yang saya lakukan. Dan saya percaya rakyat pun akan menilai dengan hasil,” ujarnya.
Upaya pemerintah dalam memperbaiki komunikasi pun dirasa mendesak ketika melihat tingginya kompleksitas isu yang ada saat ini, mulai dari ekonomi hingga kebijakan publik lainnya. Indikator bahwa komunikasi publik yang pemerintah sampaikan harus lebih lugas dan akurat menjadi semakin jelas, apalagi di tengah situasi-situasi yang cepat berubah.
Pentingnya transparansi informasi dan komunikasi tersebar di berbagai lapisan masyarakat saat ini. Selain itu, komunikasi yang baik diharapkan bisa menjembatani kesenjangan antara persepsi masyarakat dengan kinerja pemerintah, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.
Dengan pengakuan Bima Arya dan Prabowo mengenai buruknya komunikasi ini, diharapkan langkah konkret dapat segera diambil untuk memperbaiki situasi agar masyarakat dapat lebih memahami dan percaya kepada pemerintah. Komunikasi yang efektif bukan hanya tentang penyampaian informasi, namun juga tentang membangun hubungan yang lebih baik antara pemerintah dan masyarakat.