Korban meninggal dunia akibat kecelakaan bus Antar Lintas Sumatera (ALS) di dekat Terminal Bukit Surungan, Padang Panjang, Sumatera Barat, bertambah menjadi 12 orang. Sebelumnya, tercatat ada 11 penumpang yang tewas dalam insiden tragis ini. Kecelakaan terjadi pada Selasa (6/5/2025) dan mengundang perhatian publik serta memicu kepedihan bagi keluarga korban.
Tri, Danru Basarnas Padang Panjang, mengungkapkan bahwa 12 korban telah dinyatakan meninggal dunia, sedangkan 23 orang lainnya mengalami luka berat dan ringan. Proses evakuasi semua korban—baik yang meninggal maupun yang terluka—telah berhasil dilakukan, dengan mereka segera dibawa ke RSUD Padang Panjang dan RS Yarsi Padang Panjang.
“Para korban sudah dievakuasi dan kondisi evakuasi bus pun kini sedang ditangani. Kendaraan yang terguling telah dibalik ke posisinya,” ujar Tri. Ia juga menjelaskan bahwa tim gabungan Basarnas, Damkar, dan Polresta Padang Panjang kini fokus melakukan evakuasi bus ALS yang terlibat kecelakaan. Namun, mereka menghadapi kendala berupa kemacetan panjang di jalur evakuasi.
Proses evakuasi ternyata memerlukan waktu yang cukup lama karena banyak penumpang terjepit di dalam bus. Tim penyelamat memerlukan bantuan dua unit crane dari Dinas Perhubungan untuk menstabilkan bus agar proses evakuasi bisa berjalan lancar. “Sekitar 50 personel dari Damkar dan Polresta dikerahkan untuk membantu evakuasi,” tambahnya.
Kecelakaan bus ini terjadi ketika kendaraan melaju di jalur turunan yang panjang dan tajam, sehingga menyebabkan pengereman sulit dilakukan. Menurut penjelasan dari pihak berwenang, semua korban yang dievakuasi merupakan penumpang bus, dan tidak ada laporan mengenai korban dari masyarakat sekitar. Hanya terdapat kerusakan pada pagar milik warga akibat hantaman bus.
Pihak kepolisian setempat dan tim evakuasi terus bekerja keras untuk menyelesaikan proses ini, meskipun situasi di lokasi sangat menantang. Dengan banyaknya penumpang yang terjepit dan kondisi bus yang terguling, setiap langkah pengamanan harus dilakukan secara hati-hati.
Kondisi kendaraan yang remuk akibat kecelakaan juga menarik perhatian banyak orang yang melintas. Kecelakaan ini merupakan pengingat akan pentingnya keselamatan berkendara, terutama di area yang memiliki trek menurun. Mengingat kejadian ini, masyarakat diimbau untuk lebih berhati-hati saat berkendara, terutama ketika melewati jalanan yang berpotensi berbahaya.
Pihak berwenang akan terus mendalami penyebab kecelakaan ini agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang. Langkah-langkah preventif juga perlu diterapkan, termasuk peningkatan pengawasan dan perbaikan infrastruktur jalan di area rawan kecelakaan.
Melihat jumlah korban yang terus bertambah, keluarga dan sahabat para korban merasakan duka yang mendalam. Banyak yang berkumpul di rumah sakit untuk menunggu kabar terbaru tentang para korban yang masih dalam perawatan.
Kepedihan ini harus menjadi panggilan bagi semua pihak untuk meningkatkan keselamatan transportasi publik dan menjaga perhatian pada kondisi berkendara, agar tragedi serupa tidak kembali menimpa masyarakat. Proses pemulihan bagi keluarga korban akan menjadi tantangan yang harus dihadapi bersama, selagi harapan untuk mendapatkan keadilan dan memperbaiki sistem transportasi terus bergulir.