Kapal Ferry Mukhlisa tenggelam di perairan Teluk Balikpapan pada hari Senin, 5 Mei 2025, sekitar pukul 15.00 WITA, mengakibatkan dua orang dinyatakan hilang. Kapal yang melayani rute Balikpapan-Penajam ini membawa total 44 orang, terdiri dari 23 penumpang dan 21 Anak Buah Kapal (ABK).
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Balikpapan, Dody Setiawan, mengemukakan bahwa pihaknya menerima laporan awal tentang insiden tersebut pada pukul 15.15 WITA. Dalam waktu singkat, tim rescue segera dikerahkan untuk melakukan operasi pencarian dan penyelamatan. Dody menjelaskan, “Begitu menerima informasi, kami langsung berkoordinasi dengan pihak pelapor dan menggerakkan personel ke lokasi kejadian. Tim berangkat pada pukul 15.30 WITA dan langsung melakukan pencarian.”
Dari proses evakuasi yang dilakukan, sebanyak 42 orang berhasil diselamatkan sebelum kapal sepenuhnya tenggelam. Mereka dievakuasi oleh KMP 3 Anugerah, yang kebetulan melintasi rute yang sama antara pukul 13.20 sampai 14.10 WITA. “Selamat sebanyak 42 orang dan dua lainnya masih dalam pencarian. Kapal tenggelam dengan jarak kurang lebih 1 kilometer ke arah pelabuhan Penajam Paser Utara,” ungkap Dody.
Dua orang yang belum ditemukan adalah seorang laki-laki, Ilham, dan seorang perempuan, Ayu, yang menjabat sebagai Chief Kapal Ferry Mukhlisa. Proses pencarian melibatkan gabungan petugas dari Basarnas, TNI AL, Satpolairud Polda Kaltim, Satbrimob Polda Kaltim, dan BPBD. Mereka masih menyusuri lokasi kejadian dalam upaya menemukan kedua korban.
“Saat ini, kami masih melakukan assesment dengan pencarian di permukaan lokasi kejadian, dan untuk penyelaman belum dilakukan ke dalam kapal mengingat kemungkinan masih ada arus yang cukup kuat di dasar perairan Penajam,” jelas Dody Setiawan. Tim pencarian berkomitmen untuk melanjutkan operasi esok pagi, mengingat keterbatasan jarak pandang di perairan Teluk Balikpapan yang tidak memungkinkan untuk melakukan pencarian secara menyeluruh di malam hari.
Kehilangan dua orang di tengah peristiwa yang tragis ini telah menggugah perhatian masyarakat. Pihak berwenang mengimbau agar semua yang berlayar tetap mematuhi prosedur keselamatan demi mencegah kejadian serupa. Dalam kondisi cuaca yang tidak menentu dan arus laut yang kuat, langkah-langkah pencegahan sangat diperlukan untuk menjamin keselamatan pelayaran di kawasan ini.
Sejak awal kejadian, koordinasi antara instansi pemerintah dan tim SAR yang terlibat menunjukkan kesigapan dalam menangani situasi darurat. Tim tetap optimis dalam pencarian kedua korban yang hilang, sementara badan cuaca setempat juga melaporkan kondisi perairan yang semakin memburuk.
Dalam situasi seperti ini, informasi terus diperbaharui kepada publik melalui saluran resmi untuk memastikan transparansi dan memberikan update terkini mengenai perkembangan pencarian. Seluruh tim SAR terus berjuang dalam upaya mencari dan menyelamatkan, dengan harapan dapat segera menemukan Ilham dan Ayu.
Kapal Ferry Mukhlisa yang tenggelam di Teluk Balikpapan merupakan pengingat akan pentingnya keselamatan di perairan. Kejadian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi bagi operator kapal dan pihak terkait dalam meningkatkan standar keselamatan dalam pelayaran.