Presiden Rusia, Vladimir Putin, menegaskan bahwa Ukraina tetap menjadi bagian penting dalam proses negosiasi untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama lebih dari tiga tahun. Pernyataan ini disampaikan dalam konteks pertemuan yang berlangsung antara delegasi Rusia dan Amerika Serikat di Arab Saudi, di mana kedua belah pihak sepakat untuk membentuk tim negosiasi yang akan membahas isu-isu terkait Ukraina serta upaya untuk memperbaiki hubungan bilateral yang saat ini dinilai berada dalam kondisi kritis.
Dalam pernyataannya, Putin menyampaikan bahwa keberhasilan negosiasi sangat bergantung pada peningkatan tingkat kepercayaan antara Moskow dan Washington. “Jika mereka mau, silakan saja perundingan ini berlangsung. Dan kami akan siap kembali ke meja perundingan,” ungkapnya, menanggapi kekhawatiran pemerintah Ukraina serta sekutu Eropa yang merasa terpinggirkan dalam diskusi tersebut.
Pertemuan di Arab Saudi dilihat sebagai langkah awal yang positif untuk memulihkan kerja sama internasional, di mana isu-isu yang dibahas mencakup bukan hanya konflik Ukraina, tetapi juga masalah Timur Tengah, energi global, serta kolaborasi internasional di bidang antariksa. Putin mengingatkan pentingnya menetapkan agenda yang jelas dalam setiap pertemuan, mencatat bahwa “tidak ada gunanya bertemu hanya untuk minum teh.”
Pernyataan ini muncul di tengah kekhawatiran dari pemerintah Ukraina dan sekutu Eropa yang merasa tidak diundang dalam negosiasi yang diadakan oleh Rusia dan AS. Mereka cemas bahwa kesepakatan yang mungkin dicapai dalam negosiasi tersebut bisa jadi akan mengabaikan kepentingan keamanan nasional mereka. Namun, Putin membantah anggapan bahwa Rusia berupaya mencolok Ukraina dari perundingan, menegaskan bahwa partisipasi Kyiv sangat mungkin, asalkan ada niat dari pihak Ukraina untuk terlibat.
Menyoroti situasi konflik yang lebih luas, Putin juga mengomentari pernyataan Presiden AS, Donald Trump, yang selama kampanye pemilihan berjanji mampu mengakhiri perang dalam waktu 24 jam, tetapi baru-baru ini menyebutkan jangka waktu enam bulan. Menurut Putin, perubahan ini merupakan hal yang wajar mengingat Trump mulai menerima informasi baru yang dapat mempengaruhi sudut pandangnya terhadap konflik.
Sebagai bagian dari upaya memulihkan kerja sama internasional, Putin juga mengisyaratkan perlunya diskusi lebih lanjut mengenai harga energi global. Ia mencatat bahwa sebelumnya, pembicaraan trilateral antara dirinya, Trump, dan Raja Arab Saudi telah dilakukan dan perlu diadakan kembali untuk membahas situasi energi yang semakin dinamis.
Sementara itu, dalam perkembangan terbaru, situasi di Ukraina tetap tegang, dengan laporan tentang serangan pesawat nirawak Rusia di wilayah Odesa yang menyebabkan pemadaman listrik dan krisis pemanasan bagi warga. Insiden ini memberikan dampak signifikan, membuat sekitar 160 ribu orang mengalami kesulitan akibat suhu dingin.
Sebagai penutup, fokus saat ini adalah pada usaha menciptakan kembali dialog antara Rusia dan Ukraina, di mana keterlibatan langsung dari kedua negara diharapkan dapat mewujudkan perdamaian yang lebih stabil dan berkelanjutan. Dengan semua mata tertuju pada negosiasi yang sedang berlangsung, tantangan besar bagi semua pihak adalah bagaimana menciptakan iklim saling percaya yang diperlukan untuk mencapai kesepakatan yang adil dan dapat diterima bagi semua yang terlibat.