Paus Fransiskus Serukan Perdamaian dalam Pesan Paskah 2025

Paus Fransiskus kembali mengingatkan dunia akan pentingnya perdamaian dalam pesan Paskah yang disampaikan pada Minggu, 20 April 2023. Dalam momen yang sarat makna ini, Paus menyerukan agar konflik bersenjata yang melanda berbagai belahan dunia segera berakhir dan mendesak perlunya bantuan bagi korban-korban yang terkena dampak dari peperangan. Ini adalah penampilan publik pertama Paus yang berusia 88 tahun setelah pulih dari perawatan pneumonia ganda, menunjukkan ketahanan dan komitmen beliau terhadap pesan damai.

Saat menyapa ribuan umat yang berkumpul di Vatikan untuk merayakan Paskah, Paus mengawali dengan salam hangat, “Saudara-saudari, Selamat Paskah!” Sebuah suasana haru menyelimuti momen tersebut. Pidato tahunan yang dikenal dengan nama Urbi et Orbi, dibacakan oleh seorang ajudan, berisi harapan dan seruan untuk mengakhiri konflik di Ukraina, Gaza, dan berbagai tempat lain yang terdampak perang.

“Semoga Kristus yang bangkit memberikan hadiah Paskah-Nya berupa perdamaian bagi Ukraina, yang hancur karena perang, dan mendorong semua pihak yang terlibat untuk terus berupaya mencapai perdamaian yang adil dan abadi,” ujar Paus dalam pernyataannya. Fokus utama dari pesan beliau adalah perang di Ukraina, yang mengingatkan dunia akan dampak nyata dari konflik bersenjata yang berlarut-larut.

Tidak hanya Ukraina, Paus juga menyatakan kepedulian mendalam terhadap penderitaan umat Kristiani di Palestina dan Israel. Peringatan akan perlunya solidaritas terhadap rakyat yang menderita di kawasan tersebut sangat jelas terdengar. Hanya beberapa hari sebelum perayaan Paskah, situasi di Gaza memanas, menambah urgensi pesan damai Paus.

Pesan perdamaian Paus juga menyentuh wilayah lain yang tak kalah penting. Beliau memperluas perhatian kepada umat Kristiani di Timur Tengah, serta rakyat di negara-negara seperti Yaman, Myanmar, Republik Demokratik Kongo, Sudan, dan Sudan Selatan. Di setiap wilayah tersebut, banyak nyawa yang hilang dan keluarga yang hancur akibat ketegangan dan konflik yang berkepanjangan.

Kemudian, dalam seruan yang lebih luas, Paus menyoroti kawasan Kaukasus Selatan, di mana konflik antara Armenia dan Azerbaijan masih berlanjut. Paus berharap agar kedua negara dapat segera menandatangani perjanjian damai untuk menjamin masa depan yang lebih baik bagi rakyat mereka.

Sebagai tambahan, Paus menekankan pentingnya kebebasan beragama dan perlucutan senjata dalam menciptakan perdamaian sejati. “Perdamaian tidak akan mungkin terwujud di tempat-tempat yang tidak menjunjung tinggi kebebasan beragama, kebebasan berpikir dan berpendapat, serta tidak adanya rasa saling menghormati,” tegasnya.

Beliau menyampaikan betapa pentingnya untuk “meruntuhkan tembok-tembok pemisah yang menciptakan perpecahan.” Dengan menggunakan ungkapan simbolis tentang cahaya Paskah, Paus mengajak umat manusia untuk saling peduli, memperkuat solidaritas, dan bekerja demi pengembangan manusia seutuhnya.

Pesan ini tak hanya relevan untuk umat Katolik, tetapi juga bagi seluruh manusia di dunia yang mendambakan kedamaian. Paskah, sebuah perayaan yang penuh makna dalam tradisi Kristen, menjadi panggilan untuk merenungkan kembali komitmen terhadap perdamaian dan keadilan.

Dengan latar belakang berbagai konflik yang sedang berlangsung, seruan Paus Fransiskus untuk perdamaian ini seakan menggema lebih jelas dan mendalam. Saat dunia sedang berjuang dengan tantangan besar seperti perang dan kesulitan kemanusiaan, pernyataan berani dan tulus dari pemimpin spiritual ini mengingatkan kita semua akan tanggung jawab bersama untuk menciptakan dunia yang lebih baik.

Exit mobile version