Mantan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, akhirnya memberikan pidato pertamanya sejak meninggalkan Gedung Putih pada Selasa, 15 April 2025. Dalam pidato tersebut, Biden menyoroti berbagai masalah yang dihadapi negara, termasuk kritik yang tajam terhadap pemerintahan pendahulunya, Donald Trump.
Biden mengungkapkan kemarahannya atas perombakan yang dilakukan oleh pemerintahan Trump, yang dianggapnya membahayakan dan merusak negara. “Lihat apa yang terjadi sekarang. Kurang dari 100 hari, pemerintahan baru ini telah membuat begitu banyak kerusakan dan kehancuran. Sungguh menakjubkan hal itu bisa terjadi secepat itu,” ujar Biden, seperti yang dilaporkan oleh Global Times.
Salah satu isu yang disoroti Biden adalah pemangkasan Jaminan Sosial yang mengakibatkan lebih dari 7.000 karyawan kehilangan pekerjaan. Ia juga mencemooh klaim Trump yang menyatakan bahwa ada orang-orang yang berusia 100, 200, dan bahkan 300 tahun yang tidak pantas menerima manfaat Jaminan Sosial. “Ngomong-ngomong, orang-orang berusia 300 tahun yang mendapatkan Jaminan Sosial itu, saya ingin bertemu dengan mereka,” ledek Biden. Pernyataan tersebut menyulut gelak tawa di antara hadirin, menunjukkan betapa absurditas klaim itu terlihat di mata masyarakat.
Dalam konteks ini, Biden tidak hanya berbicara sebagai mantan presiden, tetapi juga sebagai seorang politikus yang masih aktif dan berpengaruh di Partai Demokrat. Pidatonya datang pada saat kader Demokrat menggelar aksi nasional untuk menentang potensi pemotongan program Jaminan Sosial, suatu langkah yang bisa memicu protes di seluruh negara.
Politisi dari Partai Demokrat, seperti Senator Cory Booker, turut memperlihatkan ketidakpuasan mereka terhadap kebijakan perdagangan di bawah Trump. Dalam sebuah pernyataan, Booker mengecam kebijakan tarif yang diambil oleh Trump, yang diklaimnya telah menghancurkan tabungan warga Amerika. “Semuanya salah. Itu harus dikutuk,” ujar Booker, menekankan bahwa tindakan Trump tidak hanya merugikan individu tetapi juga merusak kesejahteraan ekonomi secara keseluruhan.
Pernyataan-pernyataan Biden dan anggotanya menunjukkan bahwa Partai Demokrat berusaha untuk membangun narasi alternatif terhadap kebijakan pemerintah saat ini. Mereka berfokus pada pentingnya perlindungan jaminan sosial dan keberlanjutan ekonomi yang lebih inklusif. Dalam pandangan Biden, kebijakan yang merugikan warga negara harus ditentang dengan keras.
Ada banyak kekhawatiran di kalangan masyarakat mengenai masa depan jaminan sosial dan program lainnya jika pemerintahan ini terus berlanjut. Biden menegaskan bahwa setiap kebijakan harus mempertimbangkan dampaknya terhadap kehidupan masyarakat luas. “Kami akan terus memperjuangkan hak-hak setiap warga negara, terutama mereka yang paling rentan,” tambahnya.
Aksi untuk menentang pemotongan program Jaminan Sosial menunjukkan betapa pentingnya dukungan politik dan publik dalam menghadapi pergeseran kebijakan. Partai Demokrat tampaknya ingin menempatkan dirinya sebagai pembela masyarakat dengan cara yang lebih terstruktur dan terencana.
Sementara itu, kehadiran Biden dalam arena politik saat ini sangat relevan mengingat konstelasi politik yang dinamis di Amerika Serikat. Meskipun ia sudah tidak lagi sebagai presiden, pengaruhnya sebagai mantan pemimpin dan tokoh partai tetap memiliki daya tarik yang kuat. Dalam situasi politik yang semakin terpolarisasi, suara Biden bisa menjadi faktor penting dalam menentukan arah kebijakan di masa depan.
Pidato Biden juga mencerminkan harapan dan strategi Partai Demokrat, yang ingin menunjukkan bahwa mereka adalah partai yang proaktif dalam melindungi hak-hak warga negara. Melalui retorika dan berbagai inisiatif, mereka berupaya untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh masyarakat Amerika saat ini.
Dengan demikian, perkembangan ini menandakan bahwa Biden, meskipun sudah menjabat sebagai mantan presiden, akan terus menjadi suara yang signifikan dalam pembicaraan politik di AS. Seiring waktu berjalan, dampak dari kritik dan sikap proaktifnya terhadap pemerintahan Trump akan terlihat, baik di level kebijakan maupun di benak masyarakat.