OTTAWA – Partai Liberal berhasil meraih kemenangan dalam pemilihan umum Kanada terbaru, yang mengantarkan Mark Carney kembali menjabat sebagai Perdana Menteri. Meski demikian, partai tersebut gagal mendapatkan mayoritas di parlemen, yang menyebabkan Carney harus menjalin koalisi dengan pihak oposisi untuk mendorong agenda ekonominya, terutama dalam menghadapi dampak dari perang dagang yang semakin intensif dengan Amerika Serikat.
Berdasarkan laporan pemilu, Partai Liberal mendapatkan hampir 44% suara, sedangkan Partai Konservatif, yang dipimpin oleh Pierre Poilievre, meraih sekitar 41% suara. Dari 343 kursi yang diperebutkan, Partai Liberal berhasil unggul di 169 kursi, kurang tiga kursi untuk mencapai mayoritas. Keterpurukan Partai Liberal sebelumnya, yang hampir mengalami kekalahan awal tahun ini, berubah seiring waktu ketika mereka mampu memperbaiki posisinya, meski Partai Konservatif sempat menunjukkan keunggulan lebih dari 20 poin dalam survei pada bulan Januari.
Kemenangan ini menjadi luar biasa bagi Carney, mantan kepala Bank Kanada dan Bank Inggris, yang harus menghadapi tantangan lebih besar tanpa mayoritas. Ia perlu merundingkan kesepakatan baru dalam bidang ekonomi dan keamanan dengan pemerintahan Trump, serta memastikan dukungan di parlemen untuk agenda pemerintahannya. Dalam pidato kemenangannya, Carney menyampaikan kekhawatirannya mengenai ketergantungan Kanada terhadap Amerika Serikat, sembari menegaskan pentingnya kemandirian dan kedaulatan negara.
“Rakyat Amerika menginginkan tanah kami, sumber daya kami, air kami, negara kami,” ujar Carney kepada para pendukungnya. “Kita sudah melewati masa-masa sulit akibat pengkhianatan Amerika, tetapi kita tidak akan pernah melupakan pelajaran yang kita peroleh. Kita harus menjaga diri kita sendiri dan yang terpenting, kita harus saling menjaga.”
Mark Carney, yang baru berusia 60 tahun, dipercaya menjadi pemimpin setelah pengunduran diri Justin Trudeau pada bulan Januari. Pengunduran diri Trudeau, yang dipicu oleh penurunan kekuasaannya dan kembalinya Trump ke Gedung Putih, menciptakan peluang bagi Carney untuk memimpin Partai Liberal. Ia dianggap sebagai kandidat yang ideal untuk menangani hubungan dengan AS dan merumuskan ekonomi yang berorientasi pada permintaan dari negara tetangga tersebut.
Dalam pertemuan pertamanya setelah pemiliha, Carney telah mengadakan pembicaraan dengan Trump. Kedua pemimpin sepakat mengenai pentingnya kolaborasi antara Kanada dan Amerika Serikat demi kemajuan kedua negara. Mereka juga menegaskan komitmen untuk menggelar pertemuan langsung agar dapat mendiskusikan langkah-langkah konkret yang perlu diambil untuk memajukan hubungan bilateral.
Untuk menghadapi kritik terkait kebijakan pertahanan, Carney berencana meningkatkan anggaran militer Kanada, tetapi ia menetapkan batasan tertentu dalam negosiasi. Ia menekankan pentingnya pengendalian sumber daya Kanada serta kebijakan domestik yang mendukung kedaulatan negara.
Carney juga menyebutkan perlunya Kanada untuk mengurangi hambatan perdagangan internal dan mengalihkan fokus ke peluang bisnis dengan negara-negara di Eropa dan Asia. Selama ini, hubungan ekonomi dan keamanan Kanada dengan AS semakin menguat, dan Carney bertekad untuk mengadaptasi strategi baru yang menguntungkan bagi Kanada.
Dengan kembali memimpin, Mark Carney diharapkan dapat membawa perubahan signifikan dalam kebijakan luar negeri dan domestik, sekaligus menjaga stabilitas politik di tengah ketidakpastian global. Partai Liberal akan berusaha untuk memperbaiki citranya dan meraih dukungan yang lebih luas, sambil menghadapi tantangan yang akan datang di parlemen.