Oracle Jadi Kandidat Terkuat Jalankan TikTok di AS, Kenapa?

Oracle dikabarkan menjadi kandidat utama untuk menjalin kemitraan teknologi cloud dalam pengelolaan TikTok di Amerika Serikat (AS). Menurut laporan dari Techcrunch yang diterbitkan pada 14 Maret 2025, Aplikasi video berdurasi pendek ini telah menghadapi berbagai tantangan terkait keberlanjutan operasionalnya di pasar AS. Munculnya Oracle dalam daftar kandidat muncul dari sebuah laporan The Information, yang mengumpulkan informasi dari berbagai sumber dekat dengan perusahaan induk TikTok, ByteDance.

ByteDance dilaporkan lebih memilih Oracle dibandingkan penyedia layanan cloud lainnya untuk mengelola dan menyimpan data pengguna TikTok di AS. Sejak tahun 2022, TikTok sudah menggunakan server milik Oracle untuk menyimpan data penggunanya, memberi perusahaan teknologi tersebut keuntungan dalam negosiasi ini. Kepercayaan ByteDance terhadap Oracle sebagai mitra strategis semakin terlihat, di mana perusahaan teknologi tersebut diyakini dapat menangani data pengguna dengan aman di tengah ketidakpastian yang mengelilingi aplikasi tersebut di pasar AS.

Berdasarkan laporan-laporan tersebut, ByteDance tidak berniat untuk sepenuhnya melepaskan kendali atas TikTok. Meskipun Oracle akan berperan sebagai mitra dalam mengelola layanan di AS, ByteDance ingin mempertahankan peran aktif dalam operasi aplikasi tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa dua perusahaan ini berupaya menciptakan hubungan kerja yang saling menguntungkan, di mana masing-masing pihak memiliki tanggung jawab yang jelas.

Dukungan terhadap Oracle semakin menguat setelah mantan Presiden AS, Donald Trump, menyuarakan keberpihakannya terhadap peran perusahaan ini dalam skema kesepakatan yang lebih besar. Pada masa pemerintahannya, Trump diketahui telah merencanakan penyelamatan TikTok, yang melibatkan Oracle dan sekelompok investor untuk mengambilalih kendali operasi aplikasi tersebut. Menurut laporan yang diperoleh Reuters pada 25 Januari 2025, kesepakatan yang dinegosiasikan oleh Gedung Putih akan membolehkan ByteDance untuk tetap memiliki sebagian saham di TikTok meskipun kontrol operasional akan berada di tangan Oracle.

Data dan pembaruan perangkat lunak TikTok di AS akan berada di bawah pengawasan Oracle. Dalam hal ini, Oracle dipercaya untuk menyediakan infrastruktur web yang diperlukan agar TikTok bisa beroperasi dengan baik. Meski demikian, syarat-syarat kesepakatan ini masih bersifat tentatif dan mungkin mengalami perubahan di masa mendatang, sesuai dengan dinamika negosiasi yang berkembang.

Ada indikasi bahwa pembicaraan antara ByteDance dan Oracle tidak hanya terbatas pada operasi di AS. Beberapa sumber menyebutkan bahwa cakupan pembicaraan mungkin mencakup wilayah lain, menunjukkan potensi ekspansi yang lebih luas dari kerjasama ini di pasar global.

Sampai saat ini, Oracle belum memberikan komentar resmi terkait laporan ini, yang menunjukkan bahwa perusahaan masih dalam tahap evaluasi dan negosiasi. Perkembangan ini layak dicermati, mengingat pengaruh besar TikTok dalam dunia digital dan dampaknya terhadap industri teknologi.

Dengan TikTok yang terus menghadapi tantangan, termasuk isu privasi dan regulasi, langkah ByteDance untuk memilih Oracle sebagai mitra strategis menunjukkan upaya aktif dalam menjaga keberlanjutan operasional aplikasi tersebut di AS. Seiring dengan bertumbuhnya ketertarikan terhadap masalah privasi data, peran Oracle bisa menjadi sangat krusial dalam membantu TikTok memenuhi harapan dan kekhawatiran pengguna serta regulator. Melihat dinamika yang ada, masa depan kerjasama ini dapat memberikan dampak signifikan baik bagi TikTok maupun untuk perkembangan teknologi cloud di kawasan ini.

Exit mobile version