Nia Ramadhani, selebritas sekaligus ibu dari Mikhayla, mengungkapkan pendekatannya yang unik dalam mendidik anak di era digital saat ini. Dalam berbagai kesempatan, Nia menegaskan pentingnya membangun hubungan yang erat dengan anak-anaknya, terutama Mikhayla, yang merupakan anak sulungnya. Nia memilih untuk berperan sebagai teman bagi Mikhayla, alih-alih menerapkan metode pendidikan yang kaku seperti yang ia terima dari orangtuanya dulu.
Dalam wawancara yang dilaksanakan di kawasan Kampung Makassar, Jakarta Timur, Nia menjelaskan, “Kayaknya kalau misalkan dengan cara didik dulu Mamaku aku terapin di anak, kayaknya kabur sih. Karena zaman sekarang, mereka dengan sosial media, dengan melihat mental health.” Pandangan ini menunjukkan kesadaran Nia akan perbedaan zaman dan pengaruh media sosial yang signifikan terhadap perkembangan mental dan sosial anak-anak saat ini.
Sebagai seorang ibu, Nia tidak hanya berfokus pada aspek akademis, tetapi juga pada kesehatan mental dan kebahagiaan Mikhayla. Meskipun Nia merasa bersyukur karena Mikhayla tumbuh menjadi remaja yang baik dan tetap menghormati orangtuanya, ia tetap tidak ingin memiliki ekspektasi yang berlebihan. “Ya, kita nggak boleh berharap yang muluk-muluk juga sih sebenarnya. Pokoknya kita berusaha untuk lebih dekat,” ujar Nia.
Salah satu cara Nia menunjukkan kedekatannya dengan Mikhayla adalah dengan memberikan kebebasan pada sang anak untuk mengakses ponselnya di depan Nia. Hal ini menunjukkan tingkat kepercayaan yang tinggi antara ibu dan anak. “Dia tiap malam juga memperbolehkan aku untuk melihat chat-nya. Tapi, tidak boleh bereaksi. Jadi, boleh melihat. Jadi, kita udah kaget-kaget sendiri. Tapi, biasanya harus santai aja, gitu,” jelas Nia.
Melalui pendekatan ini, Nia merasa bahwa Mikhayla dapat tetap terbuka dan mendiskusikan berbagai hal, termasuk isu-isu yang terjadi di dunia digital saat ini. Dengan memberikan ruang kepada Mikhayla untuk berbagi, Nia berharap anaknya dapat merasa nyaman untuk menceritakan apapun yang terjadi dalam hidupnya. “Setidaknya dia terbuka. Setelah buka, gitu. Dia cerita, gitu dan emang harus,” tambahnya.
Di tengah tantangan yang dihadapi orang tua dalam mendidik anak di era digital, pendekatan Nia tentunya memberikan inspirasi bagi para ibu lainnya. Menggandeng ikatan emosional yang kuat dengan anak melalui cara yang lebih bersahabat, seperti halnya berperan sebagai teman, dapat menjadi metode yang efektif. Hal ini juga mengurangi tekanan pada anak untuk selalu memenuhi ekspektasi orang tua yang terkadang bisa menuntut.
Dengan terus menjalin komunikasi yang baik dan membangun kepercayaan, Nia berupaya agar Mikhayla tidak hanya merasa aman, tetapi juga bahagia menjalani masa remajanya. Pendekatannya yang humanis ini tentunya patut dicontoh oleh orang tua lain yang ingin menerapkan pola asuh yang seimbang antara disiplin dan kebebasan.
Mendidik anak di zaman yang serba digital memang membutuhkan pendekatan yang lebih adaptif, dan Nia Ramadhani telah menunjukkan bagaimana menjadi teman bagi anak dapat membawa hubungan yang lebih baik dan terbuka. Dalam dunia yang semakin kompleks ini, keahlian orang tua dalam berkomunikasi dan memahami anak sangatlah penting untuk membantu mereka menjalani masa transisi dengan baik.