Nelayan Peru Bertahan 95 Hari di Laut, Makan Kura-Kura dan Kecoak

Seorang nelayan asal Peru, Maximo Napa Castro, akhirnya diselamatkan setelah 95 hari hilang di Samudera Pasifik. Castro, yang berusia 61 tahun, berangkat dari kota pesisir Marcona pada 7 Desember untuk melakukan perjalanan memancing selama dua minggu. Namun, sepuluh hari setelahnya, badai besar menghancurkan perahunya dan membuatnya terombang-ambing di lautan tanpa perbekalan yang memadai.

Sementara keluarganya melakukan pencarian, usaha tersebut tidak membuahkan hasil. Patroli maritim Peru juga tidak berhasil menemukan jejaknya. Pada Rabu, 12 Maret 2025, nasib baik menghampiri Castro ketika kapal patroli Ekuador, Don F, menemukan dirinya sekitar 1.094 km dari pantai dalam keadaan dehidrasi dan kritis.

Selama masa terdampar tersebut, Castro menghadapi tantangan luar biasa untuk bertahan hidup. Dia mengandalkan kekuatan alami lingkungan dengan menampung air hujan dan memakan segala sesuatu yang bisa ia temukan, termasuk kura-kura, burung, dan kecoak. Dalam wawancaranya setelah diselamatkan, Castro menceritakan bahwa 15 hari terakhir ia menghabiskan waktu tanpa makanan, tetapi tetap berpikir tentang keluarganya, terutama cucunya yang baru berusia dua bulan, yang memotivasi dirinya untuk terus bertahan hidup.

“Saya memikirkan ibu saya setiap hari. Saya bersyukur kepada Tuhan karena memberikan saya kesempatan kedua,” ungkapnya dalam pertemuan emosional dengan saudaranya di Paita, yang berdekatan dengan perbatasan Ekuador, pada 14 Maret 2025. Meskipun ibunya, Elena, dan kerabat lainnya tetap optimis selama masa pencarian, Elena mengaku mulai kehilangan harapan saat waktu berlalu.

Keberhasilan Castro dalam bertahan hidup selama hampir tiga bulan di tengah lautan yang ganas mencerminkan kekuatan dan ketahanan mental manusia dalam keadaan yang paling sulit sekalipun. Cerita ini juga menunjukkan pentingnya dukungan keluarga dan pengharapan di tengah kesulitan.

Peristiwa ini menarik perhatian banyak orang, termasuk media internasional, dan menjadi simbol perjuangan yang menginspirasi. Keberanian Castro tidak hanya menjadi teladan bagi banyak orang, tetapi juga meningkatkan kesadaran akan risiko dan tantangan yang dihadapi oleh para nelayan, khususnya di kawasan yang rawan cuaca buruk seperti Samudera Pasifik.

Bagi komunitas nelayan di seluruh dunia, kisah Castro menjadi pengingat akan pentingnya keselamatan dan persiapan sebelum melakukan perjalanan ke laut. Pemantauan cuaca yang lebih baik, penggunaan peralatan yang sesuai, dan pelatihan keselamatan dapat membantu mencegah tragedi serupa terjadi di masa depan.

Maximo Napa Castro kini telah kembali ke pelukan keluarganya, tetapi pengalamannya akan senantiasa diingat sebagai pelajaran berharga tentang ketahanan hidup dan harapan yang tidak pernah padam, meskipun dalam situasi yang paling mengancam sekalipun.

Exit mobile version