PT Bank KB Bukopin Tbk. (BBKP) menyatakan keyakinannya untuk mencatatkan laba bersih pada tahun ini, menyusul kerugian yang melanda perseroan pada 2024. Dalam laporan keuangan yang dipublikasikan, KB Bank mencatat rugi bersih konsolidasi sebesar Rp6,32 triliun yang diatribusikan kepada pemilik, meningkat dari kerugian tahun sebelumnya sebesar Rp6,03 triliun.
Direktur Utama KB Bank, Tom (Woo Yeul) Lee, optimis bahwa perseroan dapat mengubah arah kinerja keuangannya. “Kami optimis KB Bank dapat mencatatkan laba bersih di tahun 2025 dan menjadi salah satu layanan perbankan terbaik kedepannya,” ungkapnya dalam keterangan resmi pada 15 Maret 2025.
Beberapa indikator keuangan menunjukkan tanda perbaikan meski mengalami kerugian. Pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) konsolidasi naik signifikan sebesar 42,5% year on year (yoy) menjadi Rp1,15 triliun pada 2024, dibandingkan dengan Rp808,88 miliar pada tahun sebelumnya. Selain itu, margin bunga bersih (net interest margin/NIM) juga terlihat positif, meningkat menjadi 1,31% dari 0,78% pada 2023.
Rasio kredit bermasalah (nonperforming loan/NPL) juga mengalami perbaikan dengan NPL gross menyusut menjadi 9,06% pada 2024, dari 9,56% sebelumnya. NPL net pun menunjukkan tren positif, turun menjadi 4,38% dari 4,87%. Ini menandakan pengelolaan kredit yang lebih baik meski dalam konteks perolehan laba masih menghadapi tantangan.
Tom menjelaskan bahwa kerugian yang tercatat pada tahun lalu sebagian besar disebabkan oleh pencatatan beban non-recurring, yang merupakan langkah persiapan untuk menuju profitabilitas pada 2025. Beban tersebut termasuk pajak tangguhan sebesar Rp1,42 triliun yang berkaitan dengan potensi pemulihan pajak penghasilan di masa depan akibat akumulasi rugi pajak yang belum dikompensasi.
Dalam rangka memperkuat neraca keuangan, KB Bank juga melakukan pencadangan (impairment) dari revaluasi anak usaha sebesar Rp1 triliun. Menariknya, pembebanan ini tidak berdampak pada struktur permodalan perseroan, yang menunjukkan ketahanan keuangan di masa yang penuh tantangan.
Dari sisi penyaluran kredit, KB Bank mencatatkan penyaluran sebesar Rp47,52 triliun pada 2024, meski mengalami penurunan sebesar 3,82% yoy. Aset bank juga turun 1,46% menjadi Rp83,07 triliun, mencerminkan ketidakpastian yang dialami sektor perbankan.
Di tengah tantangan tersebut, pencapaian dari dana pihak ketiga (DPK) menunjukkan optimisme. KB Bank meraup DPK sebesar Rp46,59 triliun, naik 4,02% yoy, sementara dana murah atau current account saving account (CASA) meningkat signifikan sebesar 31,37% menjadi Rp13,2 triliun pada 2024. Ini menunjukkan kepercayaan nasabah yang meningkat terhadap layanan bank.
Melihat dari berbagai indikator keuangan, KB Bank sedang berada pada titik kritis untuk membalikkan keadaan. Dengan langkah-langkah strategis yang diambil, berfokus pada perbaikan neraca dan optimalisasi layanan, manajemen percaya diri bisa mencapai laba bersih pada akhir tahun ini. Ini menjadi waktu penting bagi KB Bank untuk menunjukkan bahwa mereka mampu beradaptasi dan kembali ke jalur pertumbuhan yang positif setelah menghadapi tantangan yang berat pada 2024.