Prabowo Resmikan Pabrik Permurnian Logam Mulia Freeport di Gresik

Gresik, Octopus – Presiden Prabowo Subianto dijadwalkan meresmikan produksi pabrik pemurnian logam mulia di smelter milik PT Freeport Indonesia (PTFI), yang terletak di Kawasan Java Integrated Industrial Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur, pada hari Senin, 17 Maret 2025 pukul 12.30 WIB. Smelter tersebut telah beroperasi sejak beberapa waktu lalu untuk memproduksi katoda tembaga dan kini akan resmi memulai produksi logam mulia.

Kompleks smelter ini dikenal sebagai salah satu pengolah tembaga terbesar di dunia serta menjadi bagian dari proyek strategis nasional (PSN) yang mendukung program hilirisasi tambang dan secara signifikan memperkuat rantai pasok industri logam di Indonesia. Dengan diresmikannya smelter baru ini, pemerintah berharap dapat menciptakan dampak ekonomi yang besar, baik untuk masyarakat lokal maupun untuk ekonomi nasional secara keseluruhan.

Smelter Manyar, sebagai bagian dari proyek ini, dibangun di atas lahan seluas 100 hektare. Pembangunan smelter ini merupakan komitmen dari PTFI untuk memenuhi syarat Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK), yang telah diperoleh sejak Desember 2018. Izin tersebut memungkinkan Freeport untuk memperpanjang operasi hingga 2041, dengan kewajiban pembangunan smelter baru serta pemenuhan kewajiban perpajakan kepada pemerintah.

Pembangunan smelter yang baru ini dimulai pada tahun 2019 dengan total investasi yang mencapai sekitar US$ 2,8 miliar atau setara dengan Rp 45,79 triliun (berdasarkan estimasi kurs Rp 16.360). Proyek ini melibatkan sekitar 2.600 orang tenaga kerja, yang terdiri dari pekerja konstruksi, operator, hingga tenaga pra-konstruksi.

Sebelumnya, Freeport juga berhasil membangun smelter pertama mereka di Gresik, yakni PT Smelting, yang bekerja sama dengan Mitsubishi sejak tahun 1996. Dengan investasi mencapai US$ 500 juta atau Rp 8,17 triliun, smelter ini memiliki kapasitas untuk mengolah 1 juta ton konsentrat tembaga menjadi 300.000 ton katoda tembaga setiap tahunnya. Melalui kapasitas pengolahan ini, PTFI dapat memurnikan sekitar 40 persen dari keseluruhan konsentrat tembaga yang dihasilkan di Papua.

Smelter yang baru dibangun ini memiliki kapasitas pengolahan yang lebih besar, yakni mencapai 2 juta ton per tahun. Dengan dua smelter yang beroperasi, PTFI diharapkan dapat memproduksi hingga 3 juta ton katoda tembaga per tahun.

Selain menghasilkan katoda tembaga sebagai produk utama, kedua smelter tersebut juga memproduksi berbagai produk sampingan bernilai tinggi, yang meliputi asam sulfat, gypsum, anoda slime, copper slag, dan copper telluride. Produk-produk ini dimanfaatkan dalam berbagai industri, termasuk industri pupuk, semen, semikonduktor, hingga perangkat optik.

Dalam pernyataannya, PTFI menyatakan, “Ke depannya, PTFI dan Pemerintah Indonesia akan terus berkolaborasi untuk mendistribusikan manfaat tembaga ke seluruh dunia, sebab tembaga adalah logam masa depan yang dapat menghantar kita menuju kehidupan yang lebih baik.”

Dengan rencana peresmian serta potensi yang dimiliki oleh smelter ini, Indonesia berharap dapat mengambil peran yang lebih besar dalam industri pengolahan logam dunia serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui hilirisasi yang berkelanjutan. PTFI diharapkan dapat menjadi salah satu pilar dalam pertumbuhan ekonomi nasional dan membawa berbagai manfaat yang signifikan bagi masyarakat lokal dan negara.

Exit mobile version