Meta Platforms Inc. baru-baru ini mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) di divisi Reality Labs, yang mencakup tim yang terlibat dalam pengembangan game dan perangkat keras VR. Meskipun jumlah karyawan yang terpengaruh tidak dipublikasikan, langkah ini dianggap sebagai bagian dari strategi perusahaan untuk meningkatkan efisiensi operasional di tengah usaha mereka untuk memperkuat posisinya dalam industri teknologi yang semakin kompetitif.
Dalam pernyataannya, juru bicara Meta, Tracy Clayton, mengonfirmasi bahwa perubahan struktural ini menyasar tim yang bekerja di Oculus Studios, divisi yang bertanggung jawab atas pengembangan game untuk headset Quest. “Beberapa tim di Oculus Studios mengalami perubahan dalam struktur dan peran yang telah memengaruhi ukuran tim,” kata Clayton.
Keputusan ini didorong oleh kebutuhan untuk bekerja lebih efisien di masa depan. Clayton menambahkan, “Perubahan ini dimaksudkan untuk membantu Studio bekerja lebih efisien di masa mendatang bagi audiens kami yang terus bertambah, sambil tetap memberikan konten yang bagus bagi orang-orang saat ini.” Ini menunjukkan bahwa Meta berkomitmen untuk terus menyediakan konten berkualitas tinggi meskipun harus melakukan penyesuaian terhadap struktur internal mereka.
Informasi tambahan menyebutkan bahwa pengurangan tenaga kerja juga mencakup divisi Supernatural, sebuah game VR yang berfokus pada kebugaran yang diakuisisi Meta dengan harga lebih dari USD 400 juta. Di dalam grup Facebook resmi Supernatural, beberapa anggota tim yang terkena dampak menyatakan bahwa PHK ini dimaksudkan agar Meta dapat bekerja lebih efisien dalam menentukan arah masa depannya.
Dalam konteks industri teknologi yang terus berkembang, langkah ini bukanlah yang pertama kali dilakukan oleh Meta. Sebelumnya, perusahaan juga melakukan pemutusan hubungan kerja di berbagai divisi dalam usaha untuk memfokuskan sumber daya pada bidang-bidang yang dinilai lebih strategis. Dampak dari COVID-19 dan ketidakpastian ekonomi juga menjadi salah satu faktor pendorong di balik keputusan ini, di mana banyak perusahaan di seluruh dunia mengambil langkah serupa untuk mengurangi biaya.
Berdasarkan laporan dari berbagai sumber, beberapa analis menilai bahwa pemotongan karyawan ini adalah bagian dari upaya berkelanjutan untuk memangkas biaya dan mengoptimalkan efisiensi di tengah penurunan pendapatan yang dialami Meta. Perusahaan ini berupaya untuk beradaptasi dengan tuntutan pasar yang berubah dan berinvestasi dalam teknologi baru seperti metaverse, yang merupakan visi jangka panjang perusahaan.
Sementara itu, para karyawan yang terkena dampak PHK diharapkan mendapatkan dukungan dalam proses transisi mereka. Meta telah berkomitmen untuk memberikan pesangon yang adil dan layanan bantuan penempatan kerja bagi mereka yang terkena dampak. Perusahaan berusaha untuk memastikan bahwa meskipun ada pengurangan karyawan, mereka tetap memfasilitasi proses pencarian pekerjaan bagi orang-orang tersebut di industri teknologi.
Belum ada informasi lebih lanjut mengenai dampak jangka panjang dari PHK ini terhadap kinerja Meta di pasar. Namun, langkah ini menandakan bahwa perusahaan terus mencari cara untuk mengevaluasi dan menyesuaikan strategi bisnisnya agar tetap relevan dan kompetitif di era digital yang semakin berkembang. Dengan meningkatnya kebutuhan akan teknologi virtual dan augmented reality, fokus yang baru ini mungkin akan menjadi langkah penting bagi Meta dalam mempertahankan posisinya sebagai pelopor dalam industri.