Kardinal Victor Manuel Fernandez, Kepala Kantor Doktrinal Vatikan, menyatakan bahwa Paus Fransiskus, yang kini berusia 88 tahun, sedang dalam proses pemulihan setelah menjalani terapi oksigen aliran tinggi. Dalam sebuah pernyataan, Fernandez mengatakan bahwa Paus harus belajar berbicara lagi karena efek dari terapi tersebut. “Kondisi Paus sangat baik, tetapi oksigen aliran tinggi mengeringkan segalanya. Ia perlu belajar berbicara lagi, namun secara keseluruhan, kondisi fisiknya sama seperti sebelumnya,” ungkap Fernandez dalam wawancara, melansir Reuters pada 22 Maret 2025.
Paus Fransiskus dirawat di rumah sakit selama lima minggu akibat pneumonia ganda. Selama masa perawatan, Vatikan hanya merilis satu rekaman audio yang menunjukkan suara Paus. Pada rekaman tersebut, suaranya terdengar terputus-putus, terengah-engah, dan sulit dimengerti, menandakan kondisi kesehatan yang sedang tidak baik.
Dalam pembaruan terkini mengenai kondisi kesehatannya, Vatikan mengonfirmasi bahwa keadaan Paus tetap stabil dengan beberapa perbaikan dalam pernapasan dan mobilitas. Sejak awal pekan, ia tidak lagi memerlukan ventilasi mekanis untuk membantu pernapasannya di malam hari, namun tetap menerima oksigen melalui selang kecil di bawah hidungnya. Informasi mengenai kapan Paus akan pulang ke Vatikan masih belum jelas, dan Fernandez menegaskan bahwa tidak ada kepastian apakah ia akan kembali tepat waktu untuk perayaan Paskah pada 20 April mendatang.
Paus Fransiskus telah menghadapi beberapa tantangan kesehatan dalam dua tahun terakhir, termasuk rentan terhadap infeksi paru-paru sebagai dampak dari radang selaput dada yang dideritanya di masa muda. Beberapa bagian paru-parunya juga telah diangkat, menjadikannya semakin rentan terhadap gangguan pernapasan. Meskipun demikian, Fernandez optimis bahwa Paus ingin segera kembali untuk melayani umat, “Ia dapat kembali, tetapi dokter ingin memastikan semuanya 100% karena ia percaya dengan sedikit waktu yang tersisa, ia ingin mengabdikan dirinya sepenuhnya untuk orang lain, bukan untuk dirinya sendiri,” jelasnya.
Ketika ditanya mengenai spekulasi terkait kemungkinan Paus Fransiskus pensiun, Fernandez menegaskan bahwa dia tidak percaya Paus akan mengundurkan diri. “Saya benar-benar tidak berpikir demikian,” ujarnya. Meskipun kesehatan Paus Fransiskus telah terpengaruh dengan berbagai penyakit, keyakinan bahwa pemimpin umat Katolik itu akan terus melanjutkan tugasnya tetap kuat.
Pemulihan Paus secara perlahan menunjukkan harapan bagi umat Katolik di seluruh dunia. Banyak yang berharap agar ia segera pulih agar dapat memimpin misinya kembali, terutama menjelang perayaan penting dalam kalender liturgis Katolik. Vatikan, sebagai pusat kepemimpinan Gereja Katolik, terus memantau kesehatan Paus dengan seksama, menyampaikan informasi yang jelas untuk mengurangi spekulasi dan memberikan kejelasan kepada umat.
Ketegangan kesehatan yang dialami oleh Paus Fransiskus menjadi perhatian bukan hanya bagi umat Katolik, tetapi juga bagi masyarakat umum yang mengikuti berita tentang beliau. Ketika seorang pemimpin spiritual mengalami masalah kesehatan, dampaknya dirasakan secara luas, baik secara emosional maupun spiritual. Sekaligus, memberikan pelajaran tentang pentingnya kesehatan, perhatian medis, dan dukungan kolektif dari komunitas.
Saat ini, umat Katolik di seluruh dunia menanti kabar selanjutnya mengenai pemulihan Paus Fransiskus, berharap agar beliau dapat kembali ke perannya dengan penuh semangat dan dedikasi setelah melewati masa sulit ini.