Hartadinata (HRTA) Siap Dukung Ekosistem Bullion: Inovasi Terkini!

PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA), sebagai salah satu pemain utama dalam industri perhiasan dan emas batangan di Indonesia, mengumumkan kesiapan mereka untuk mendukung pengembangan ekosistem bullion atau bank emas di tanah air. Hal ini disampaikan Direktur Investor Relation Hartadinata Abadi, Thendra Crisnanda, dalam kegiatan media gathering yang diadakan di Jakarta, Rabu (12/3).

Indonesia, yang menempati posisi sebagai produsen emas terbesar ketujuh di dunia dengan produksi rata-rata 130 ton per tahun, ternyata masih mengalami ketergantungan pada impor emas. Data menunjukkan bahwa nilai impor emas Indonesia mencapai sekitar US$2 miliar per tahun. Oleh karena itu, Thendra menyatakan bahwa adanya bank emas di Indonesia dapat membantu negara mengurangi ketergantungan pada impor. “Dengan adanya bullion bank, Indonesia dapat memanfaatkan cadangan emas dalam negeri untuk kepentingan ekonomi nasional,” ujarnya.

Dalam upaya mendukung ekosistem bullion, Hartadinata telah menjalin kerja sama dengan dua lembaga keuangan, yaitu PT Pegadaian dan PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS). Kerjasama ini mencerminkan komitmen Hartadinata dalam memperkuat industri perbankan emas di Indonesia, sekaligus menjadi bagian dari strategi perusahaan untuk mencapai pertumbuhan yang lebih baik di tahun ini.

Di sisi lain, Hartadinata menargetkan pertumbuhan pendapatan hingga 60% secara tahunan, dengan laba bersih ditargetkan tumbuh hingga 50%. Selama periode 2017 hingga 2023, perusahaan ini mencatat rata-rata pertumbuhan pendapatan sebesar 26,48% setiap tahun, sementara laba bersih meningkat rata-rata 15,68% per tahun.

Dalam hal penjualan, pada September 2024, Hartadinata mencatatkan peningkatan signifikan dalam volume emas murni yang dijual, mencapai 11,42 ton atau naik 21,08% dibandingkan tahun sebelumnya. Harga rata-rata jual emas juga mengalami pertumbuhan, yakni 17,74% dengan angka mencapai Rp1.158.491,00 per gram.

Optimisme terkait pencapaian penjualan tersebut terlihat dari target perusahaan yang berharap volume penjualan tahun ini bisa meningkat menjadi 20-21 ton dari sebelumnya 15 ton. Dari total penjualan, kontribusi dari emas batangan merek Emasku mencapai 70%, sedangkan merek Ardore menyumbang sekitar 20%.

Sebagai langkah lain untuk memperkuat posisinya di pasar, Hartadinata meluncurkan lima strategi utama pada tahun ini. Beberapa di antaranya mencakup peningkatan citra merek HRTA melalui pemasaran strategis, inovasi dalam desain perhiasan, dan upaya mendapatkan sertifikasi dari London Bullion Market Association (LBMA) untuk produk emas batangan. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk Hartadinata di pasar global.

Sinergi dengan penambang lokal juga menjadi fokus perusahaan untuk memastikan pasokan bahan baku berkualitas, serta rencana untuk mengembangkan pabrik terintegrasi yang mampu meningkatkan efisiensi produksi. Dengan berbagai inisiatif tersebut, Hartadinata berkomitmen untuk mendukung pengembangan ekosistem bullion di Indonesia, yang diharapkan tidak hanya bermanfaat bagi perusahaan tetapi juga untuk perekonomian nasional secara keseluruhan.

Melalui langkah-langkah strategis ini, Hartadinata bertekad untuk mengukir prestasi yang lebih baik di pasar emas, dimana ekosistem bullion dapat memberikan dampak positif terhadap perekonomian lokal dan mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor emas yang selama ini menjadi tantangan utama dalam industri ini.

Back to top button