NASA melakukan misi pengembalian yang penuh haru pada Selasa, 18 Maret 2025, ketika dua astronot, Butch Wilmore dan Suni Williams, berhasil mendarat kembali di Bumi setelah menghadapi tantangan selama sembilan bulan di luar angkasa. Pendaratan terjadi di lepas pantai Florida pada pukul 5.57 sore waktu setempat, menandai akhir dari perjalanan yang penuh dengan pengalaman tak terduga.
Pesawat ruang angkasa SpaceX Crew Dragon, yang mereka tumpangi, berhasil memasuki atmosfer Bumi sebelum membuka parasut untuk melakukan pendaratan yang lembut. Pesawat tersebut, yang dikenal dengan nama Freedom, mengalami kerusakan akibat suhu ekstrem mencapai 2.000 derajat Celsius selama proses masuk kembali ke atmosfer, namun tetap berhasil mengapung stabil di atas gelombang laut, disambut oleh sorakan tim di darat.
Nick Hague, salah satu astronaut yang juga berada dalam misi tersebut, menyatakan, “Perjalanan yang luar biasa – saya melihat kapsul penuh dengan senyuman.” Pendaratan ini tidak hanya menjadi momen bersejarah untuk para astronot tetapi juga menunjukkan keberhasilan teknologi yang diterapkan oleh SpaceX dalam misi berawak ke luar angkasa.
Setelah pesawat mendarat, sebuah kapal cepat segera datang untuk melakukan pemeriksaan keselamatan. Yang menarik, saat tim pemulihan bersiap, sekumpulan lumba-lumba muncul, seolah-olah menjadi pengawal alami untuk menyambut kembalinya para astronot. Sebuah kapal pemulihan yang lebih besar kemudian datang untuk mengangkat kapsul Freedom dari air laut, dan tim segera membuka pintu untuk membantu para astronaut keluar, membantu mereka menggunakan alat bantu mobilitas dan menyambut mereka dengan lambai tangan dan jempol.
Wilmore dan Williams tidak sendirian dalam misi ini; mereka juga didampingi oleh astronaut Amerika lainnya, Nick Hague, dan kosmonot Rusia Aleksandr Gorbunov. Misi ini menandai pengalaman yang luar biasa bagi semua yang terlibat, terutama bagi Wilmore dan Williams, yang sebelumnya adalah pilot Angkatan Laut dan veteran luar angkasa dengan pengalaman misi sebelumnya.
Kedua astronaut ini awalnya terbang ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) pada bulan Juni 2024, dalam apa yang seharusnya menjadi misi pulang-pergi singkat selama beberapa hari untuk menguji sistem Starliner Boeing. Namun, setelah mengalami masalah pendorong, pesawat tersebut dianggap tidak layak untuk digunakan dalam misi pengembalian. Akibatnya, Wilmore dan Williams harus direkrut kembali untuk misi SpaceX Crew-9, yang tiba di ISS pada September 2024.
Satu hal yang perlu dicatat adalah masa tinggal mereka di luar angkasa selama 286 hari melebihi durasi rotasi normal ISS yang biasanya hanya enam bulan. Meskipun begitu, durasi misi mereka hanya mencatat peringkat keenam dalam rekor durasi misi tunggal astronot AS.
Setelah tiba di Bumi, Wilmore dan Williams dijadwalkan diterbangkan dengan helikopter ke Houston untuk memulai program rehabilitasi selama 45 hari. Proses pemulihan pasca-misi ini penting untuk membantu mereka beradaptasi kembali ke kondisi Bumi setelah mengalami waktu yang lama di lingkungan luar angkasa, yang secara fisik dan mental bisa sangat menantang.
Di sisi lain, Gedung Putih secara resmi menanggapi keberhasilan misi ini dengan menulis di platform media sosial X, menyampaikan klaim bahwa Presiden Donald Trump telah berkontribusi dalam mempercepat jadwal pemulangan para astronaut tersebut. Ini menambah dimensi politik pada momen yang seharusnya dirayakan sebagai keberhasilan eksplorasi luar angkasa.
Dengan kembalinya dua astronaut ini, NASA menunjukkan bahwa perjalanan luar angkasa modern tidak hanya melibatkan teknologi canggih, tetapi juga memerlukan adaptasi serta kerja sama tim yang solid. Penelitian lebih lanjut akan dilanjutkan, dan pengalaman dari misi ini diharapkan dapat memperkuat program luar angkasa di masa mendatang.