China Cabut Tarif 125% untuk Impor Chip AS, Apa Dampaknya?

China baru saja melakukan langkah diam-diam dengan mencabut tarif balasan sebesar 125 persen terhadap sebagian impor chip semikonduktor dari Amerika Serikat (AS). Keputusan ini muncul setelah pemerintah AS mengumumkan tarif resiprokal sebesar 145 persen untuk semua produk yang berasal dari Tiongkok, menandai escalasi dalam ketegangan perdagangan antara kedua negara. Meskipun pencabutan tarif ini tidak diumumkan secara resmi kepada publik, informasi ini telah disampaikan oleh otoritas bea cukai kepada sejumlah perusahaan teknologi di China.

Shenzhen HJET Supply Chain, salah satu perusahaan di bidang teknologi, mengungkapkan kegembiraannya melalui media sosial. “Kami telah menerima pemberitahuan baru dari kantor Bea Cukai China yang menyatakan bahwa delapan kode tarif yang terkait dengan semikonduktor/sirkuit terpadu sekarang dibebaskan dari tarif tambahan atas impor AS,” tulis mereka. Ini berarti bahwa chip yang diimpor berdasarkan kode-kode tersebut akan masuk ke pasar China tanpa dikenakan tarif, sehingga memberikan keuntungan besar bagi perusahaan-perusahaan yang mengandalkan teknologi ini.

Chip semikonduktor memiliki peranan penting dalam hampir setiap perangkat elektronik, mulai dari smartphone hingga komputer. Mayoritas penyedia teknologi chip berasal dari AS serta sekutunya, seperti Jepang, Korea Selatan, Belanda, dan Taiwan.

Meskipun China telah berusaha keras untuk mengembangkan industri semikonduktornya secara mandiri, negara ini masih sangat bergantung pada impor dari AS, Taiwan, Jepang, Korea Selatan, dan Belanda. Tahun lalu, China mengimpor chip semikonduktor dari AS senilai USD 11,7 miliar. Duncan Clark, Ketua firma investasi teknologi BDA, menegaskan bahwa pencabutan tarif ini menunjukkan bahwa China masih kesulitan untuk memenuhi kebutuhan chipnya secara mandiri, meskipun negara tersebut memiliki ambisi besar untuk mencapai kemandirian dalam sektor ini.

Selain pencabutan tarif untuk chip semikonduktor, China juga telah memberikan pengecualian pada beberapa komponen pesawat, termasuk mesin dan roda pendaratan. Hal ini menunjukkan bahwa Beijing sedang berusaha membangun hubungan dagang yang lebih baik, meskipun dengan langkah yang berbeda-beda dalam berbagai sektor.

Pengecualian terbaru ini tampaknya hanya berlaku untuk chip logika, yang bertugas untuk memproses dan mengendalikan aliran data. Chip memori, yang berfungsi untuk menyimpan dan mengambil data, tidak termasuk dalam kategori yang mendapatkan pengecualian tarif.

Sebagai dampak dari pencabutan tarif ini, sejumlah analis memprediksi perubahan signifikan dalam dinamika industri semikonduktor global. Penyedia chip di AS dapat melihat peluang baru untuk menembus pasar China yang sangat besar dan menguntungkan. Di sisi lain, bagi China, langkah ini mungkin menjadi jembatan sementara untuk memenuhi kebutuhan teknologi mereka seiring upaya mereka memperkuat industri semikonduktor domestik.

Ketegangan antara AS dan China dalam sektor perdagangan semikonduktor tidak menunjukkan tanda-tanda mereda, dan keputusan ini mungkin hanya menjadi bagian dari strategi yang lebih besar dalam menghadapi hambatan perdagangan. Dengan adanya pengecualian ini, banyak pihak berharap bahwa kedua negara dapat menemukan titik temu yang lebih konstruktif dalam hubungan ekonomi dunia.

Dengan langkah-langkah ekonomi yang terus berkembang, pandangan terhadap hubungan antara AS dan China tetap menjadi fokus utama banyak analis. Setiap keputusan yang diambil oleh salah satu negara akan membawa dampak signifikan tidak hanya pada pasar mereka sendiri, tetapi juga pada ekonomi global secara keseluruhan.

Exit mobile version