Absennya bek Timnas Indonesia, Calvin Verdonk, untuk pertandingan mendatang melawan Go Ahead Eagles, memunculkan kebingungan dan tantangan bagi pelatih NEC Nijmegen, Rogier Meijer. Dengan situasi ini, pelatih harus menghadapi kenyataan pahit akibat akumulasi kartu kuning yang telah diterima Verdonk. Pertandingan tersebut dijadwalkan berlangsung di Stadion Goffert pada hari Minggu, 9 Maret 2024, di tengah keterpurukan performa lini belakang tim.
Calvin Verdonk, yang merupakan salah satu pilar penting di NEC Nijmegen, telah mengantongi lima kartu kuning sepanjang musim ini. Akibatnya, ia harus absen dari satu pertandingan, dan situasi ini datang di saat yang kurang menguntungkan bagi tim. Sebelumnya, lini belakang NEC juga dilanda krisis cedera, di mana Philippe Sandler dan Ivan Marquez telah terpaksa absen setelah mengalami cedera saat melawan Almere City pada 16 Februari lalu.
Pelatih Rogier Meijer, yang diharapkan dapat menemukan solusi, kini terpaksa menghadapi kebingungan terkait komposisi lini pertahanan. Hanya menyisakan Bram Nuytinck sebagai satu-satunya bek tengah yang tersisa, Meijer kini harus mencari pendamping baru untuk Nuytinck. Harapan Meijer terarah pada pemulihan Marquez agar dapat kembali bermain saat melawan Go Ahead Eagles. “Pelatih berharap Marquez bisa kembali saat melawan Go Ahead,” demikian tulis Forza NEC.
Namun, jika Marquez tidak pulih tepat waktu, Meijer harus mengambil keputusan sulit. Dia kemungkinan akan memainkan Lefteris Lyratzis atau Yousri Sbai sebagai pengganti. Di samping itu, ada opsi untuk menggeser pemain lain, seperti Lasse Schone atau Mees Hoedemakers, ke posisi bek sebagai solusi sementara. Keputusan ini tentunya menambah beban pikiran Meijer, mengingat pentingnya setiap pertandingan dalam melanjutkan perjalanan mereka di Eredivisie.
Kehilangan Verdonk tentu menjadi pukulan berat bagi NEC Nijmegen, yang telanjur menghadapi tantangan besar di kompetisi. Dia dikenal sebagai bek yang memiliki daya intersepsi tinggi dan juga mampu memberikan kontribusi ofensif dengan kemampuannya dalam membangun serangan. Verdonk, yang berusia 27 tahun, juga memiliki fleksibilitas untuk bermain di berbagai posisi, termasuk sebagai bek tengah meskipun dengan tinggi badan 1,74 meter.
Konsistensi performa Verdonk membuatnya tetap menjadi elemen kunci bagi tim. Meskipun saat ini NEC mengalami krisis pemain belakang, Verdonk tetap akan menjadi bagian vital pada laga-laga mendatang, terutama untuk Timnas Indonesia yang akan menghadapi dua laga krusial di Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia pada akhir Maret 2024. Tim Merah Putih direncanakan akan bertandang menghadapi Australia dan Bahrain, di mana perannya diharapkan bisa kembali ditampilkan setelah masa absensinya di NEC.
Keadaan ini memperlihatkan betapa pentingnya manajemen kerugian pemain bagi tim-tim sepak bola. Pelatih Meijer perlu mempertimbangkan semua opsi strategis dengan hati-hati untuk memastikan timnya dapat bersaing dan mengoptimalkan potensi pemain yang ada. Sementara rotasi pemain mungkin menjadi jalan keluar, hal itu tetap meninggalkan tantangan dalam menjaga performa dan soliditas tim.
Dengan melihat perkembangan ini, NEC Nijmegen dan penggemar tim berharap Verdonk segera kembali ke lapangan setelah masa absennya, membawa kembali kekuatan dan stabilitas yang selama ini menjadi ciri khas pertahanan tim. Abdias, kecermatan dalam pemilihan pemain dan strategi di lini belakang akan sangat krusial untuk mengembalikan tim ke jalur positif di sisa kompetisi.