Bursa Asia Semringah Setelah The Fed Tahan Suku Bunga

Bursa Asia-Pasifik mengalami penguatan signifikan pada pembukaan perdagangan Kamis, 20 Maret 2025, setelah keputusan yang diambil oleh Federal Reserve (The Fed) untuk menahan suku bunga di level 4,25-4,5 persen. Langkah ini diambil dalam konteks proyeksi yang lebih menarik mengingat adanya potensi penurunan suku bunga di akhir tahun ini. Langkah The Fed ini menjadi harapan bagi para investor di Asia yang merespons positif terhadap situasi ini.

Pada Rabu, 19 Maret 2025, The Fed menyampaikan pandangannya terkait proyeksi ekonomi AS yang menunjukkan adanya peningkatan inflasi dan potensi penurunan pertumbuhan ekonomi. Ketua The Fed, Jerome Powell, menyatakan keyakinannya bahwa meskipun ancaman resesi mungkin ada, penurunan tajam tidak kemungkinan besar akan terjadi. Keputusan untuk menahan suku bunga ini muncul di tengah ketegangan yang meningkat dalam perang dagang antara AS dan negara-negara mitra dagangnya.

Di tengah pengumuman tersebut, Bank Sentral Cina (PBOC) juga mengambil langkah serupa dengan mempertahankan suku bunga pinjaman satu tahun di level 3,1 persen, dan pinjaman lima tahun sebesar 3,6 persen. Langkah ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi negeri Tirai Bambu yang tengah berjuang menghadapi ketegangan perdagangan global.

Beberapa indeks saham utama di bursa Asia menunjukkan ekspansi positif. Indeks S&P/ASX 200 Australia melonjak 0,77 persen pada awal perdagangan. Sementara itu, indeks Hang Seng Hong Kong sedikit tergelincir, menyusut dari 24.771,14 menjadi 24.719, dan indeks Kospi Korea Selatan mengalami kenaikan sebesar 0,64 persen, bersamaan dengan indeks Kosdaq yang meningkat 0,55 persen. Perdagangan di Jepang terpaksa ditutup karena hari libur.

Kenaikan di bursa Asia juga disokong oleh kinerja pasar saham AS yang menguat setelah The Fed mengumumkan keputusan untuk menahan suku bunga. Indeks S&P 500 meraih rebound sebesar 1,08 persen, menutup perdagangan di level 5.675,29, setelah sebelumnya mengalami tekanan dan banyak koreksi sejak akhir Februari 2025. Di sisi lain, indeks Dow Jones Industrial Average melonjak sebesar 383,32 poin atau 0,92 persen, mencapai level 41.964,63, sementara Nasdaq Composite mengalami kenaikan yang lebih signifikan, yaitu sebesar 1,41 persen, menjadi 17.750,79.

Kinerja positif di bursa Asia tersebut menunjukkan harapan investor di tengah ketidakpastian ekonomi global. Meskipun ketegangan perdagangan dan kemungkinan ancaman resesi tetap menjadi perhatian, pasar mencerminkan optimisme investor terkait kebijakan moneter yang diambil oleh bank sentral di kedua belah pihak, baik di AS maupun China.

Investor di dalam negeri pun merespon positif berita ini. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatatkan penguatan sebesar 1,42 persen, ditutup di level 6.311,66. Sentimen positif ini diharapkan dapat berlanjut dan mendorong pertumbuhan di sektor-sektor yang dianggap bisa memberikan imbal hasil yang baik ke depannya.

Sementara itu, perkembangan lebih lanjut mengenai kebijakan suku bunga dan langkah-langkah yang diambil oleh bank sentral di negara-negara lain dapat memengaruhi pasar keuangan global secara keseluruhan. Investor akan mengamati dengan seksama pergerakan data inflasi, pertumbuhan ekonomi, serta respon dari bank sentral lainnya yang dapat memberikan dampak pada keputusan investasi mereka di masa mendatang.

Dengan mempertimbangkan semua X faktor ini, bursa Asia nampaknya akan terus berupaya memanfaatkan momentum positif ini saat pasar global beradaptasi dengan kebijakan yang diambil oleh The Fed dan bank-bank sentral lainnya.

Exit mobile version