Seorang balita perempuan bernama Ziv Nitzan baru-baru ini menggemparkan dunia arkeologi dengan penemuan luar biasanya. Pada April 2025, saat berlibur di Tel Azekah, Israel, Ziv yang berusia tiga tahun menemukan sebuah artefak kuno berusia sekitar 3.800 tahun yang ternyata memiliki kaitan erat dengan kisah di Alkitab.
Ziv dan kakak perempuannya, Omer, sedang berjalan di sekitar situs arkeologi tersebut ketika Ziv mendapati sebuah batu dengan tekstur yang berbeda dari batu lainnya. Ketika ia menggosok batu tersebut, perhatiannya tersita, dan ia melaporkannya kepada orangtuanya. Setelah diteliti oleh Otoritas Purbakala Israel (IAA), artefak itu terbukti merupakan amulet scarab kuno, yang diperkirakan berasal dari zaman perunggu pertengahan.
Daphna Ben-Tor, seorang spesialis jimat dan segel kuno, menjelaskan bahwa artefak ini adalah scarab Kanaan yang memiliki makna religius. Kumbang scarab di Mesir Kuno melambangkan kehidupan baru, dan kata tersebut berarti “terjadi” atau “diciptakan”. Penemuan ini berkontribusi pada pemahaman yang lebih baik mengenai kehidupan dan tradisi masyarakat di sekitar Tel Azekah, yang dikenal sebagai kota penting di Dataran Rendah Yudea pada abad perunggu.
Tel Azekah memiliki nilai sejarah yang dalam dalam tradisi Yahudi. Di Alkitab, lokasi ini diketahui sebagai tempat di mana Daud dan Goliath bertarung, sebuah kisah yang tercatat dalam kitab 1 Samuel. Dalam kisah tersebut, Daud, seorang penggembala muda yang berani, menghadapi Goliath, raksasa Filistin, dengan kekuatan iman dan keberanian.
Kisah yang menginspirasi ini menggambarkan momen penting di mana Daud, meskipun tidak terlatih sebagai prajurit, mengandalkan kepercayaan kepada Tuhan untuk mengalahkan musuhnya. Dengan senjata sederhana berupa umban dan batu, Daud berhasil mengalahkan Goliath, menunjukkan bahwa keyakinan dan keberanian dapat mengalahkan segala rintangan.
Penemuan Ziv Nitzan menjadi lebih dari sekadar artefak arkeologis; ini adalah jembatan antara sejarah dan kepercayaan yang hidup dalam masyarakat. Artefak ini membantu menegaskan posisi Tel Azekah sebagai pusat kehidupan sosial dan religius pada zaman tersebut, serta memperkuat narasi-narasi alkitabiah yang sering dipelajari dan dihayati oleh banyak orang hingga saat ini.
Berbagai penggalian telah dilakukan di Tel Azekah selama lebih dari satu dekade, namun penemuan oleh seorang balita ini menunjukkan bahwa sejarah dapat ditemukan di tempat yang tidak terduga. Ini juga menjadi pengingat bagi kita semua bahwa setiap benda, bagaimana pun kecilnya, dapat memiliki makna yang dalam dan dapat menghubungkan kita dengan masa lalu.
Ziv Nitzan bukan hanya seorang balita yang menemukan batu, tetapi seorang penjelajah sejarah. Penemuan ini memberikan harapan baru bagi para arkeolog dan sejarawan untuk terus menggali dan memahami lebih jauh mengenai warisan luar biasa yang dimiliki umat manusia. Terlebih lagi, kisah-kisah yang terukir dalam Alkitab memberikan konteks yang lebih kaya bagi artefak-artefak yang ditemukan, menyakinkan kita bahwa sejarah dan kepercayaan sering kali berjalan beriringan. Penemuan ini membuat kita semakin penasaran mengenai situs-situs arkeologi lainnya dan kemungkinan apa yang masih terpendam di dalam tanah, menunggu untuk diungkap.