Armada Kapal Selam Nuklir AS Perkuat Pangkalan Australia: Apa Dampaknya?

Perth, Octopus – Armada kapal selam nuklir Amerika Serikat (AS) semakin memperkuat pangkalan Angkatan Laut Australia di wilayah Barat. Saat ini, kapal selam serang kelas Virginia milik AS, USS Minnesota, sedang beradaptasi dengan kondisi perairan di lepas pantai Australia Barat. Kehadiran kapal selam ini diperkirakan akan meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun ke depan.

Latihan USS Minnesota dimulai dari pelabuhan asalnya di Guam dan menjadi yang pertama dari empat kapal selam kelas Virginia yang akan ditempatkan di pangkalan Angkatan Laut Australia Barat, diperkirakan mulai tahun 2027. Langkah ini merupakan bagian dari perjanjian AUKUS, yang bertujuan untuk mentransfer teknologi kapal selam nuklir AS kepada Australia.

Komandan USS Minnesota, Jeffrey Corneille, menegaskan bahwa kapal selam kelas Virginia merupakan kapal perang tercanggih di dunia. Dia menambahkan bahwa keberadaan kapal selam nuklir AS berfungsi sebagai pencegah potensial terhadap ancaman di kawasan, terutama dalam konteks geostrategis yang berkembang.

Untuk mendukung langkah ini, sekitar 50-80 personel Angkatan Laut AS dijadwalkan tiba pada pertengahan tahun di pangkalan HMAS Stirling di Australia Barat, yang saat ini sedang menjalani peningkatan infrastruktur senilai USD 5 miliar. Peningkatan ini dimaksudkan untuk mempersiapkan “Submarine Rotational Force West,” yang akan menampung ratusan personel Angkatan Laut AS serta awak pendukung selama dua tahun ke depan.

Lokasi HMAS Stirling yang terletak lebih dekat ke Asia dan Samudra Hindia dibandingkan dengan markas besar Armada Pasifik AS di Hawaii menjadikannya posisi strategis bagi AS. Peter Dean, Direktur Kebijakan Luar Negeri dan Pertahanan di Pusat Studi Amerika Serikat, Universitas Sydney, mencatat bahwa mempertahankan Samudra Hindia dari ancaman yang berkembang, terutama dari Tiongkok, adalah hal yang sangat penting bagi AS dan sekutunya.

Lebih lanjut, program kapal selam kelas Virginia telah dikecualikan dari pemotongan anggaran Pentagon, sejalan dengan kebijakan pemerintah AS yang lebih fokus pada kawasan Indo-Pasifik daripada Timur Tengah dan Eropa. Dalam sidang konfirmasi Senat AS baru-baru ini, mantan pejabat tinggi Pentagon, Elbridge Colby, menyatakan bahwa kapal selam nuklir AS sangat krusial dalam strategi pertahanan, khususnya terkait Taiwan.

Produksi kapal selam juga diusulkan untuk ditingkatkan guna memenuhi kebutuhan domestik AS serta memenuhi kewajiban ekspor kepada Australia berdasarkan pakta AUKUS. USS Minnesota telah memindahkan pelabuhan asalnya dari Hawaii ke Guam sejak November lalu, menjadikannya satu-satunya pangkalan kapal selam nuklir AS yang dikerahkan langsung ke area sensitif dekat Taiwan.

Dalam konteks AUKUS, proyek pertahanan terbesar dalam sejarah Australia, negara ini dijadwalkan membeli dua kapal selam kelas Virginia bekas dalam dekade mendatang. Selain itu, Australia juga akan bekerja sama dengan Inggris untuk membangun armada kapal selam nuklir yang akan menggantikan armada bertenaga diesel yang sudah usang.

Saat ini, 115 personel Australia sedang menjalani pelatihan di angkatan laut nuklir AS atau bertugas di kapal selam kelas Virginia. Selain itu, 130 personel lainnya sedang dilatih untuk pemeliharaan kapal selam nuklir di Pearl Harbor, Hawaii, sebagai langkah memastikan kesiapan Australia dalam mengoperasikan kapal selam bertenaga nuklir di masa mendatang.

Dengan meningkatnya ketegangan geopolitik di kawasan Indo-Pasifik, kehadiran kapal selam nuklir AS di Australia menjadi bagian penting dari strategi pertahanan di kawasan ini serta memperkuat aliansi antara Australia, AS, dan Inggris dalam kerangka kemitraan AUKUS.

Exit mobile version