Kecelakaan tragis terjadi pada rombongan jemaah umrah asal Indonesia di Wadi Qudaid, Arab Saudi, pada tanggal 20 Maret 2025, menewaskan enam WNI. Insiden ini melibatkan kecelakaan antara sebuah bus yang mengangkut jemaah dan sebuah kendaraan Jip, di mana kedua kendaraan terbakar setelah tabrakan. Kecelakaan tersebut menimbulkan duka mendalam bagi keluarga korban dan masyarakat Indonesia. Berikut adalah lima fakta penting terkait peristiwa yang menghebohkan ini.
Pertama, penyebab kecelakaan menjadi sorotan utama. Konsul Jenderal RI di Jeddah, Yusron Ambari, menyatakan bahwa kecelakaan bermula ketika Jip menyusul secara mendadak. Bus jemaah umrah yang tengah melaju menabrak Jip tersebut, lalu terguling dan terbakar. Yusron menjelaskan, “Bus yang ditumpangi jemaah umrah Indonesia itu menabrak Jip yang tiba-tiba menyalip. Lalu, bus menabrak Jip itu, terguling, dan terbakar.” Dugaan awal menunjukkan bahwa tindakan Jip yang tiba-tiba menyalip menjadi pemicu utama kecelakaan ini.
Kedua, dampak dari kecelakaan ini cukup tragis. Total ada sembilan orang yang kehilangan nyawa, terdiri dari enam warga negara Indonesia (WNI) dan tiga warga negara asing (WNA). Korban WNI yang tewas dalam kecelakaan ini adalah Sumarsih Jarudin (44 tahun), Audria Malika Adam (16 tahun), Eny Soedarwati (49 tahun), Dian Novita (38 tahun), Arelin Nawalia Adam (22 tahun), dan Dawam Mahmud (48 tahun). Sementara tiga korban WNA terdiri dari dua warga Bangladesh yang mengemudikan Jip dan satu awak bus.
Ketiga, sejumlah korban luka parah kini masih dalam perawatan intensif di rumah sakit. Tiga WNI yang selamat mengalami cidera berat. Mereka adalah Fabian Respati (14 tahun) yang dirawat di Rumah Sakit King Abdul Aziz, Ashantudhoni Ghazali (55 tahun) di Rumah Sakit Khulais, dan Muhammad Alawy (22 tahun) yang dirawat di Rumah Sakit Jeddah. Informasi dari berbagai sumber menyebutkan bahwa salah satu korban mengalami luka bakar serius dan dua lainnya mengalami patah tulang.
Keempat, meski mengalami tragedi, sejumlah jemaah umrah tetap melanjutkan ibadah mereka. Sebanyak 11 jemaah yang selamat berhasil tiba di hotel mereka di Makkah dan meneruskan ibadah umrah, menjaga semangat meskipun di tengah kesedihan dan kehilangan yang mendalam. Menariknya, banyak dari korban yang sudah mengenakan pakaian ihram saat kecelakaan terjadi, karena mereka baru saja berangkat dari Madinah dan melakukan miqat di Bir Ali.
Kelima, proses identifikasi dan pemakaman korban sedang berlangsung. Pihak pemerintah Arab Saudi bertanggung jawab atas identifikasi jenazah, dan pemakaman telah dimulai di Makkah. Konjen RI di Jeddah masih berkoordinasi dengan pihak keluarga untuk memastikan kelangsungan prosedur pemakaman dengan baik. Situasi ini tentunya menciptakan ketegangan dan kekhawatiran di tengah keluarga dan masyarakat yang menunggu kepastian mengenai pemkamana korban.
Menteri Agama Indonesia, Nasaruddin Umar, juga mengungkapkan pendapat mengenai penyebab kecelakaan ini, menyebutkan kemungkinan bahwa sopir bus mengalami kantuk saat mengemudikan kendaraan. Hal ini menarik perhatian mengingat pentingnya faktor keselamatan dalam perjalanan umrah yang melibatkan banyak jemaah.
Selain itu, insiden ini mengingatkan kita akan pentingnya perhatian yang lebih besar terhadap keselamatan dalam perjalanan umrah, terutama dalam hal pengemudi dan kendaraan yang digunakan untuk mengantarkan jemaah. Kecelakaan seperti ini tidak hanya membawa dampak langsung pada korban dan keluarga, tetapi juga menyentuh seluruh komunitas jemaah dan masyarakat luas.
Dalam konteks ini, diharapkan perhatian dari semua pihak untuk memastikan keselamatan jemaah umrah di masa mendatang, agar tragedi serupa tidak terulang.