Zelensky ‘Diperingatkan’ Sebelum Pertemuan Mengeceh dengan Trump: Apa yang Terjadi?

Beberapa jam sebelum Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melangkah ke Ruang Oval untuk pertemuan yang memanas dengan Presiden Donald Trump, seorang senator senior AS memberikan peringatan keras. Lindsey Graham, Senator Republik dari Carolina Selatan, menyarankan Zelensky untuk tidak terlibat dalam perdebatan sengit dengan Trump tentang perjanjian keamanan. “Jangan terpancing,” tegas Graham, yang mengingatkan pemimpin Ukraina agar tetap fokus pada tujuan utama mereka, yaitu mendapatkan dukungan militer dari Amerika Serikat.

Pertemuan yang terjadi di Gedung Putih ini dimulai dengan Zelensky menyuarakan kekhawatirannya mengenai situasi perang di Ukraina dan ketidakpastian bantuan militer dari AS. Namun, petisinya untuk keterlibatan lebih agresif dari pihak AS dalam konflik dengan Rusia justru memicu konfrontasi yang tidak terduga. Trump bersama Wakil Presiden JD Vance menuduh Zelensky kurang bersyukur atas bantuan yang diberikan, yang berujung pada pertengkaran publik yang belum pernah terjadi sebelumnya. Momen ini terjadi di hadapan wartawan dan berakhir dengan Zelensky meninggalkan Gedung Putih secara tiba-tiba, tanpa kesepakatan pembagian mineral yang diharapkan.

Dalam pertemuan tersebut, Trump dan Vance tampil agresif. Trump bahkan menyambut Zelensky dengan komentar yang merendahkan mengenai pakaian bergaya militernya. “Oh, lihat, kalian berpakaian rapi,” candanya dengan nada sinis. Kejadian ini menciptakan ketegangan yang semakin meningkat. Saat Trump mendesak Zelensky mengenai kemungkinan Ukraina memberikan konsesi kepada Rusia, Vance tak mau kalah, menuduhnya sebagai pemimpin yang “tidak tahu terima kasih.”

Zelensky, alih-alih menghindar, langsung membalas. “Diplomasi macam apa, JD?” tanyanya kepada Vance, sehingga memperkuat eskalasi ketegangan. Komentar ini berujung pada tuduhan bahwa Zelensky tidak menghormati presiden AS, dengan Trump yang lebih lanjut memberi amaran bahwa tindakannya bisa “berisiko menyebabkan Perang Dunia III.”

Ketegangan mencapai puncaknya ketika Zelensky menyatakan bahwa agresi Rusia adalah ancaman jangka panjang, juga bagi Amerika Serikat. “Anda memiliki lautan yang indah dan tidak merasakannya sekarang, tetapi Anda akan merasakannya di masa mendatang,” katanya, memperingatkan tentang dampak keberlangsungan situasi ini.

Trump tak mampu menahan diri dan segera mengakhiri pertemuan tersebut, menyebut kejadian itu sebagai “acara televisi yang hebat” untuk pers. Lindsey Graham, yang awalnya berperan sebagai mediator, berkomentar bahwa Zelensky perlu mundur dan mengirimkan seseorang yang lebih kooperatif kepada mereka. Seruan ini disambut oleh pemimpin-pemimpin Republik lainnya yang meremehkan insiden tersebut atau menyalahkan Zelensky karena dianggap kurang menghormati Trump.

Meskipun menghadapi konfrontasi yang tajam, Zelensky tetap pada pendiriannya. Dalam wawancara seusai pertemuan, ia mengakui bahwa situasi tersebut memang memanas, namun ia juga menekankan bahwa pendekatannya sulit dihindari mengingat situasi darurat yang dihadapinya. Ia menunjukkan keteguhan sikap meskipun di tengah badai kritik yang mengarah kepadanya.

Situasi ini mencerminkan kekhawatiran yang lebih dalam mengenai hubungan antara Ukraina dan AS di tengah konflik yang berkepanjangan dengan Rusia. Diharapkan, langkah-langkah ke depan bisa membawa pada dialog yang lebih produktif dan mencapai hasil yang bermanfaat bagi Ukraina, tanpa harus melibatkan perdebatan yang merugikan. Pertemuan ini menggambarkan tantangan yang dihadapi oleh pemimpin Ukraina dalam mempertahankan dukungan internasional, sekaligus menghadapi situasi politik yang rumit di dalam negeri AS.

Exit mobile version