Wapres Gibran: Hilirisasi Kunci Atasi Middle Income Trap Indonesia

Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menekankan pentingnya hilirisasi sebagai strategi untuk keluar dari jebakan pendapatan menengah (middle income trap) dalam suasana Buka Puasa Bersama Kadin Indonesia di Jakarta pada 14 Maret 2025. Dalam pernyataannya, Gibran mengungkapkan keyakinannya bahwa dengan fokus pada proyek hilirisasi, Indonesia dapat membuka lapangan pekerjaan baru dan sekaligus meningkatkan nilai tambah produk dalam negeri.

“Hilirisasi adalah kunci. Dengan hilirisasi kita bisa membuka lapangan pekerjaan dan keluar dari middle income trap,” ungkap Gibran. Pernyataan ini menyoroti komitmen pemerintah dalam mengembangkan sektor industri yang berkelanjutan serta meningkatkan daya saing produk lokal.

Hilirisasi diartikan sebagai proses peningkatan nilai tambah pada sumber daya alam sebelum dijual ke konsumen. Misalnya, daripada mengekspor bahan mentah, negara harus memprosesnya menjadi produk jadi yang lebih bernilai. Gibran percaya bahwa melalui hilirisasi, industri kerajinan, pertanian, dan sumber daya alam Indonesia akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar.

Namun, mantan Wali Kota Surakarta tersebut juga mengingatkan bahwa proyek hilirisasi harus memperhatikan aspek sosial, lingkungan, dan keberlanjutan. Hal ini penting dalam rangka menciptakan industri yang tidak hanya menguntungkan secara ekonomi, tetapi juga bertanggung jawab terhadap lingkungan.

Gibran menambahkan bahwa dampak perubahan iklim sudah mulai terlihat dan menjadi ancaman nyata bagi kehidupan masyarakat Indonesia. Fenomena seperti banjir dan kekeringan yang melanda daerah Jabodetabek baru-baru ini menjadi bukti bahwa modifikasi iklim membawa dampak yang signifikan. “Kekeringan, banjir, dan kenaikan air laut adalah ancaman yang nyata dan sudah di depan mata. Kita harus mencari titik keseimbangan antara pengembangan industri dan konservasi lingkungan,” tambahnya.

Sebagai langkah konkret, Gibran mengajak para pelaku usaha untuk berpartisipasi aktif dalam inisiatif hilirisasi. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa semua pihak memiliki peran dalam menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan keberlangsungan lingkungan hidup.

Salah satu tantangan utama dalam proyek hilirisasi adalah menemukan keseimbangan antara meningkatkan produksi dan menjaga keberlanjutan alam. Gibran menegaskan bahwa meski dorongan untuk meningkatkan hilirisasi sangat diperlukan, hal itu tidak dapat mengorbankan kesehatan bumi dan keberlangsungan sumber daya yang ada. “Kita genjot hilirisasi, tetapi juga harus wajib menjaga lingkungan,” tegasnya.

Dalam konteks yang lebih luas, kebijakan hilirisasi dijadikan sebagai salah satu solusi strategis untuk menghadapi tantangan ekonomi global saat ini. Gibran dan pemerintah berharap bahwa dukungan dari sektor swasta akan mempercepat implementasi agenda hilirisasi nasional.

Situasi ini menunjukkan bahwa Indonesia harus mampu bertransformasi dari negara pengimpor bahan mentah menjadi negara produsen barang jadi yang berdaya saing tinggi. Diharapkan, dengan dukungan dari semua pihak, Indonesia dapat meningkatkan perekonomian dan melepaskan diri dari jeratan middle income trap dalam waktu dekat.

Melalui hilirisasi yang berkelanjutan, diharapkan produk-produk lokal bisa bersaing di pasar global, menciptakan lapangan kerja, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, hilirisasi bukan hanya sekadar strategi pembangunan ekonomi, tetapi juga merupakan upaya menjaga lingkungan dan keberlanjutan generasi mendatang.

Exit mobile version