Wall Street Menguat, Tapi Tetap Catat Pekan Terburuk di 2025!

Indeks utama Wall Street mengalami penguatan pada Jumat, 14 Maret 2025, dengan lonjakan signifikan pada beberapa indeks meskipun tetap mencatatkan kerugian mingguan keempat berturut-turut. Hal ini menjadi rekor terburuk bagi pasar saham AS sejak Agustus 2024. Indeks S&P 500, yang menjadi salah satu tolok ukur utama, mencatat kenaikan sebesar 2,1% setelah sebelumnya terjatuh lebih dari 10% dari rekor tertingginya. Indeks Dow Jones Industrial Average juga naik 674 poin atau setara dengan 1,7%, sementara Nasdaq Composite melambung tinggi dengan kenaikan sebesar 2,6%.

Yung-Yu Ma, Chief Investment Officer BMO Wealth Management, mencatat bahwa pasar saham AS menunjukkan potensi untuk mengalami ‘relief rally’ setelah periode tekanan jual yang berkepanjangan. Meski ada pertanda positif, investor masih dikhawatirkan oleh ketidakpastian yang dipicu oleh kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh Presiden AS, Donald Trump, terutama terkait dengan perang dagang yang berkelanjutan.

Ketidakpastian terbesar yang terus membayangi pasar berasal dari dampak kebijakan tarif yang diterapkan Trump, di mana investor mempertanyakan apakah dan bagaimana kebijakan tersebut dapat menguntungkan perekonomian AS. Trump memiliki ambisi untuk mengembalikan lapangan kerja di sektor manufaktur ke dalam negeri, mengurangi jumlah pegawai pemerintah, dan melakukan serangkaian perubahan struktural lainnya. Meskipun ada harapan bahwa harga saham akan segera menyesuaikan diri terhadap tarif impor baru yang akan berlaku pada April mendatang, dampak dari pemangkasan anggaran federal terhadap ekonomi masih diharapkan akan terus berlanjut untuk waktu yang tidak singkat.

Sektor teknologi dan ritel menjadi pendorong utama bagi penguatan Wall Street. Salah satu perusahaan ritel, Ulta Beauty, mengalami lonjakan saham sebanyak 13,7% setelah melaporkan laba kuartalan yang lebih baik dari perkiraan analis. Meskipun proyeksi pendapatan dan laba ke depan masih di bawah ekspektasi, CFO Ulta Beauty, Paula Oyibo, menegaskan pentingnya pendekatan hati-hati perusahaan dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi yang mengintai.

Selain itu, saham-saham dari perusahaan teknologi juga memberikan kontribusi signifikan bagi kenaikan indeks. Nvidia, misalnya, naik 5,3%, dan Apple menunjukkan penguatan 1,8%. Secara keseluruhan, indeks S&P 500 menutup perdagangan pada level 5.638,94 dengan tambahan 117,42 poin. Dow Jones Industrial Average terbukukan pada level 41.488,19 setelah bertambah 674,62 poin, sedangkan Nasdaq Composite melonjak 451,07 poin ke 17.754,09.

Ketika Wall Street mengalami penguatan, pasar saham di Eropa dan Asia juga menunjukkan tren positif. Indeks Hang Seng di Hong Kong melonjak sebesar 2,1%, dan indeks Shanghai Composite meningkat 1,8%. Di sisi lain, di dalam negeri, indeks harga saham gabungan (IHSG) mengalami penurunan yang cukup signifikan, jatuh sebanyak 131,7 poin atau 1,98%, menutup perdagangan di level 6.515.

Meskipun ada harapan yang muncul di pasar saham AS dengan penguatan yang terjadi, tantangan besar akibat kebijakan tarif dan ketidakpastian global tetap mengintai. Investor harus tetap waspada terhadap fluktuasi yang mungkin terjadi seiring dengan perkembangan berita terkait kebijakan pemerintah yang dapat mempengaruhi arah pasar. Pendekatan analitis dan kehati-hatian dalam pengambilan keputusan investasi menjadi sangat penting di tengah volatilitas yang masih akan berlanjut.

Exit mobile version