Vivo Pamerkan Headset Realitas Gabungan Mirip Apple Vision Pro

Vivo baru saja memperkenalkan headset realitas gabungan baru mereka, yang diberi nama vivo Vision, dalam acara Boao Forum for Asia yang berlangsung pekan lalu. Acara ini menarik perhatian banyak pihak, terutama para penggemar teknologi, karena headset ini memiliki desain yang mirip dengan perangkat serupa dari Apple, yaitu Vision Pro. Peluncuran prototype vivo Vision diperkirakan akan berlangsung pada pertengahan tahun 2025, dan perusahaan berharap perangkat ini dapat menjadi salah satu inovasi terdepan di pasar teknologi.

Dari sudut pandang desain, vivo Vision menampilkan bentuk yang menyerupai Apple Vision Pro, terutama pada bagian headrest dan keseluruhan estetika perangkat. Hal ini menunjukkan bahwa vivo berambisi untuk bersaing di segmen perangkat realitas gabungan yang saat ini semakin populer di kalangan konsumen dan pelaku industri.

Menurut data yang dilansir oleh GSM Arena, peluncuran vivo Vision merupakan langkah strategis dari vivo untuk “memperkuat kemampuan komputasi spasial waktu nyata untuk aplikasi masa depan dalam robotika konsumen.” Dengan kata lain, perusahaan ini tidak hanya fokus pada konsumen akhir, tetapi juga mengejar inovasi yang dapat diterapkan dalam bidang robotika dan otomatisasi.

Selain peluncuran vivo Vision, acara tersebut juga menampilkan berbagai inovasi teknologi lainnya, seperti perkembangan dalam teknologi 6G dan pengenalan ponsel pintar baru mereka, X200 Ultra. Ini menunjukkan bahwa Vivo tidak hanya aktif dalam menghadirkan perangkat baru tetapi juga berkomitmen untuk tetap selangkah lebih maju dalam kompetisi teknologi global.

Dalam sebuah sesi bertajuk “vivo Release Moment”, Hu Baishan, Wakil Presiden Eksekutif dan COO vivo, menekankan pentingnya industri ponsel sebagai bagian dari inovasi teknologi yang lebih besar di Tiongkok. Ia mengungkapkan bahwa vivo telah menjadi merek ponsel domestik nomor satu selama empat tahun berturut-turut dan melayani lebih dari 500 juta pengguna di 60 pasar. Ini adalah pencapaian yang menunjukkan kekuatan dan daya tarik produk vivo di pasar global.

Salah satu inisiatif menarik yang dicanangkan oleh vivo adalah pembentukan Laboratorium Robotika, yang akan menjadi jalur inovasi strategis baru bagi perusahaan. Laboratorium ini diharapkan akan mengembangkan “otak” dan “mata” untuk robot, menggunakan pengalaman vivo dalam bidang kecerdasan buatan (AI) dan pencitraan, serta memanfaatkan kemampuan komputasi spasial yang akan diperoleh melalui vivo Vision. Dengan menggabungkan pengetahuan dari teknologi realitas campuran dengan “Blue Technology Matrix” milik vivo—yang terdiri dari berbagai model yang digerakkan oleh AI—perusahaan berencana untuk mewujudkan teknologi dan inovasi yang bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari pengguna.

Dari segi potensi, vivo Vision dapat menjadi salah satu produk yang diminati di masa depan. Mengingat bahwa persaingan di sektor perangkat realitas gabungan semakin ketat, dengan kehadiran produk dari merek terkenal seperti Apple, penting bagi vivo untuk mencari cara agar perangkatnya dapat menonjol di tengah lautan teknologi yang terus berkembang.

Boao Forum for Asia, yang sering dijuluki “Asian Davos,” memberikan ruang bagi para pemimpin dari berbagai sektor untuk berkumpul dan mendiskusikan isu-isu penting yang dihadapi kawasan. Dalam konteks ini, peluncuran vivo Vision dan inisiatif lainnya mencerminkan ambisi besar vivo untuk menjadi pemain utama di industri teknologi, tidak hanya dalam hal perangkat keras tetapi juga dalam inovasi yang akan membentuk masa depan teknologi informasi dan komunikasi di Asia dan global.

Dengan langkah-langkah strategis yang diambil oleh vivo, termasuk peluncuran headset realitas gabungan dan pembentukan Laboratorium Robotika, perusahaan ini menunjukkan kesiapan untuk beradaptasi dan berinovasi dalam dunia teknologi yang serba cepat. Hal ini tentunya akan menjadi perhatian bagi industri dan konsumen global yang menantikan peranti-peranti canggih berikutnya dari Vivo.

Exit mobile version