US$ 250 Bergambar Donald Trump: Usulan Kontroversial Anggota Kongres

Anggota Kongres Joe Wilson dari Partai Republik baru-baru ini mengajukan rancangan undang-undang (RUU) yang mencalonkan pencetakan uang kertas baru senilai US$ 250 dengan gambar mantan Presiden Donald Trump. RUU yang dinamakan Undang-Undang Uang Kertas Donald J Trump ini diajukan sebagai bagian dari peringatan ulang tahun ke-250 Amerika Serikat yang akan jatuh pada tahun depan.

Dalam pengumumannya yang disampaikan melalui media sosial X (sebelumnya Twitter) pada 27 Februari 2025, Joe Wilson menekankan pentingnya RUU ini dengan menyatakan, “Dengan senang hati saya memperkenalkan Undang-Undang Uang Kertas Donald J Trump senilai US$ 250. Undang-undang luar biasa ini akan menghormati ulang tahun Amerika yang ke-250 dan Presiden kita yang paling berjasa, Donald Trump.”

Apabila RUU ini disetujui, Biro Ukiran dan Percetakan (BEP) di bawah Departemen Keuangan Amerika Serikat akan diberikan mandat untuk merancang dan mencetak uang kertas baru dengan denominasi yang belum ada sebelumnya dalam mata uang AS. Sebagai tambahan, perlu dicatat bahwa RUU ini memerlukan pengecualian terhadap hukum yang telah ada sejak 1866, yang melarang pencetakan gambar individu yang masih hidup pada uang kertas AS.

Sebagai bagian dari argumentasinya, Wilson juga menyoroti keadaan ekonomi saat ini. Ia menyatakan bahwa meningkatnya inflasi di bawah kepemimpinan Presiden Joe Biden menyebabkan harga barang dan kebutuhan rumah tangga melonjak. Hal ini, menurutnya, menciptakan kebutuhan untuk uang kertas dengan nilai lebih besar. Dalam unggahannya pada 25 Februari 2025, Wilson mempertegas, “Tagihan paling berharga untuk Presiden yang paling berhak!”

Saat ini, uang kertas AS terdiri dari tujuh denominasi yang beredar, yaitu US$ 1, US$ 2, US$ 5, US$ 10, US$ 20, US$ 50, dan US$ 100. Setiap denominasi menampilkan wajah yang terkenal, termasuk presiden AS dan bapak pendiri negara. Sebelumnya, pencetakan uang kertas dengan nilai lebih dari US$ 100 seperti US$ 500, US$ 1.000, hingga US$ 10.000 pernah ada tetapi dihentikan sejak 1969 karena rendahnya permintaan.

RUU ini tidak hanya mendapatkan perhatian dari publik, tetapi juga mengundang dukungan beberapa anggota Partai Republik lainnya. Di antara mereka adalah Diana Harshbarger dari Tennessee, Ralph Norman dari South Carolina, dan Darrell Issa dari California. Meskipun dukungan untuk RUU ini ada, belum ada kepastian mengenai seberapa besar dukungan yang akan diperoleh untuk meloloskan usulan tersebut.

Perlu dicatat juga bahwa dalam beberapa waktu terakhir, Partai Republik semakin aktif dalam mengajukan berbagai usulan yang menunjukkan dukungan mereka terhadap Trump. Contohnya adalah usulan Claudia Tenney dari New York yang menginginkan 14 Juni, yang merupakan hari ulang tahun Trump, menjadi hari libur federal, serta usulan oleh Andy Ogles dari Tennessee untuk mengamandemen Konstitusi agar Trump dapat mencalonkan diri kembali untuk masa jabatan ketiga.

Usulan RUU pencetakan uang kertas US$ 250 ini menjadi bagian dari dinamika politik di Amerika Serikat di mana nama Donald Trump tetap menjadi sorotan. Dengan menampilkan gambarnya pada uang kertas, RUU ini mencerminkan pengaruhnya yang masih kuat di kalangan pendukungnya, meskipun perjalanan RUU ini di Kongres belum jelas. Adalah menarik untuk menantikan respons pemerintah dan publik terhadap usulan yang kontroversial ini, serta dampaknya terhadap politik AS ke depan.

Back to top button