Tragedi Pembajakan Kereta di Pakistan: 30 Tewas, 250 Disandera!

Islamabad, Octopus – Sebuah serangan teroris yang mengejutkan terjadi di Pakistan ketika sekelompok pejuang separatis membajak sebuah kereta penumpang pada Selasa, 11 Maret 2025. Pertikaian ini menyebabkan setidaknya 30 orang tewas dan sekitar 250 penumpang masih disandera oleh para pelaku.

Kereta yang dikenal membawa sekitar 450 penumpang, termasuk personel militer, sedang dalam perjalanan dari Quetta, ibu kota provinsi Balochistan, menuju Peshawar di provinsi Khyber Pakhtunkhwa. Serangan terjadi saat kereta melintasi wilayah terpencil di Balochistan, yang merupakan salah satu wilayah dengan ketegangan tinggi antara pemerintah pusat dan kelompok separatis, khususnya Tentara Pembebasan Balochistan (BLA).

Pejuang BLA diduga telah menghancurkan rel kereta api dan membuka tembakan ke arah kereta saat melintasi distrik Sibi. Menurut otoritas setempat, pasukan keamanan telah berusaha keras untuk menyelamatkan sandera, dan hingga saat ini, sekitar 190 penumpang berhasil dibebaskan. Namun, situasi di lapangan tetap kritis karena para pemberontak diketahui mengenakan rompi peledak dan mengancam keselamatan para sandera.

Operasi militer yang dikerahkan untuk menangani situasi tersebut menghasilkan laporan mengenai sekitar 30 pemberontak yang tewas, namun jumlah pasti korban di antara militer, penumpang, dan pejuang pemberontak masih belum jelas. Serangan ini mendapat perhatian luas dan dikecam oleh Presiden Asif Ali Zardari serta Perdana Menteri Shehbaz Sharif, yang menganggap insiden ini sebagai “tindakan terorisme”.

Balochistan, provinsi terbesar di Pakistan namun berpenduduk paling sedikit, sering kali menjadi pusat ketegangan akibat tuntutan kemerdekaan dari kelompok-kelompok etnis minoritas seperti Baloch. Mereka merasakan diskriminasi dari pemerintah pusat dan mengklaim bahwa sumber daya alam di wilayah mereka dieksploitasi oleh pihak luar, tanpa adanya manfaat signifikan bagi mereka. BLA sangat aktif dalam mengklaim tanggung jawab atas serangan semacam ini dan berupaya menuntut pembebasan tahanan politik yang mereka sebut telah diculik oleh militer.

Kekerasan di daerah ini telah meningkat tren sejak Taliban mengambil alih kekuasaan di Afghanistan pada tahun 2021, yang memberikan dampak signifikan terhadap keamanan di perbatasan Pakistan-Afghanistan. BLA mengancam akan mengeksekusi para sandera jika tuntutan mereka tidak dipenuhi dalam waktu 48 jam, elevasi yang meningkatkan ketegangan di antara otoritas setempat.

Sejak serangan baru-baru ini, langkah-langkah keamanan di sekitar infrastruktur transportasi, termasuk kereta api dan bus, telah ditingkatkan. Ini bukanlah serangan pertama yang melibatkan BLA; di masa lalu, mereka telah melakukan berbagai aksi berbahaya termasuk pemboman bunuh diri di stasiun kereta api dan serangan terhadap bus.

Sementara situasi tetap mencekam, upaya pemerintah Pakistan untuk menangani problematika ini serta meningkatkan keamanan di wilayah Balochistan akan menjadi tantangan tersendiri. Banyak pihak berharap bahwa negosiasi dapat dilakukan untuk menyelesaikan konflik ini secara damai, demi memperoleh keadilan bagi masyarakat yang terpinggirkan.

Ke depannya, diperlukan perhatian lebih dari pemerintah dan masyarakat internasional untuk mencari solusi jangka panjang bagi konflik di Balochistan, agar insiden seperti pembajakan kereta ini tidak terulang kembali dan penanganan terhadap para sandera dapat dilakukan dengan lebih efektif tanpa menimbulkan korban jiwa lebih banyak.

Back to top button