TikTok, platform berbagi video yang dimiliki oleh perusahaan teknologi asal Tiongkok, ByteDance, telah mengumumkan rencana ambisius untuk melakukan investasi sebesar US$8,8 miliar atau sekitar Rp145,86 triliun dalam pengembangan pusat data di Thailand. Pengumuman ini disampaikan oleh Wakil Presiden Kebijakan Publik TikTok, Helena Lersch, dalam sebuah acara yang berlangsung di Bangkok pada awal bulan Maret 2025.
Investasi ini menjadi langkah signifikan dalam upaya TikTok untuk memperkuat infrastruktur digital di Asia Tenggara. Dalam konteks global, Thailand semakin diakui sebagai hub digital yang penting, dan langkah TikTok ini dipandang sebagai salah satu kontribusi untuk pengembangan sektor teknologi informasi dan komunikasi di negara tersebut. “Rencana TikTok menandai langkah signifikan dalam meningkatkan infrastruktur digital dan AI [kecerdasan buatan] Thailand,” ujar Sekretaris Jenderal Dewan Investasi Thailand (BoI), Narit Therdsteerasukdi, yang dikutip dari Reuters.
Sebelum pengumuman ini, BoI juga mengumumkan kesepakatan lain terkait investasi yang dilakukan oleh TikTok, yakni senilai US$3,76 miliar untuk pengembangan layanan penyimpanan data. Proyek ini akan dikelola oleh unit TikTok yang berbasis di Singapura dan ditujukan untuk mendukung operasional perusahaan afiliasi TikTok di Thailand.
Meskipun investasi besar ini telah diumumkan, masih terdapat pernyataan yang menunjukkan perlunya klarifikasi lebih lanjut mengenai apakah angka yang diusulkan sudah termasuk dalam paket perjanjian awal yang telah disepakati. “Kami masih menunggu informasi lebih lanjut terkait apakah total investasi ini mengakomodasi angka yang sudah diumumkan sebelumnya,” ungkap Lersch.
Rencana pengoperasian pusat data ini dijadwalkan mulai berjalan pada 2026. Ini merupakan bagian dari serangkaian investasi besar yang juga disetujui oleh Dewan Investasi pada hari yang sama, dengan total proyek baru mencapai US$5 miliar. Langkah positif ini menunjukkan komitmen TikTok untuk berkontribusi dalam pengembangan digital di kawasan Asia Tenggara, yang menjadi semakin kompetitif di kancah global.
Dalam dua tahun terakhir, industri teknologi di Thailand mengalami pertumbuhan yang pesat. Dengan semakin banyaknya pengguna internet dan smartphone, peluang untuk inovasi dan pengembangan layanan digital di Thailand terbuka lebar. Investasi oleh TikTok ini juga diharapkan dapat menciptakan lapangan kerja baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
Pertumbuhan pusat data di Thailand akan memberikan dampak luas tidak hanya bagi TikTok, tetapi juga bagi ekosistem teknologi secara keseluruhan. Adanya infrastruktur data yang kuat diharapkan bisa mendukung berbagai layanan teknologi yang berbasis kecerdasan buatan dan analisis data. Ini juga akan membantu perusahaan-perusahaan lokal dalam memanfaatkan data untuk meningkatkan layanan dan produk mereka.
Lebih dari itu, komitmen TikTok terhadap pasar Thailand memberikan sinyal positif bagi investor lainnya. Pemain besar di industri teknologi global mungkin akan memandang Thailand sebagai lokasi strategis untuk ekspansi, terutama dalam hal investasi infrastruktur digital. Hal ini tentunya sejalan dengan visi pemerintah Thailand untuk menjadikan negara ini sebagai pusat digital regional di Asia Tenggara.
Dengan memfokuskan investasi pada pengembangan pusat data, TikTok tidak hanya meningkatkan kapasitas operasional mereka, tetapi juga berperan penting dalam transformasi digital Thailand. Pusat data ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan layanan digital yang terus berkembang serta mendukung inovasi di berbagai sektor.
Melihat ke depan, semua perhatian kini tertuju pada perkembangan yang akan terjadi dalam beberapa tahun mendatang, terutama mengenai bagaimana rencana investasi ini akan terwujud dalam praktek dan dampaknya terhadap industri teknologi di Thailand.