Penemu hukum gravitasi, Isaac Newton, yang dikenal luas sebagai ilmuwan terkemuka pada masanya, ternyata juga memiliki perhatian mendalam terhadap ramalan akhir zaman. Dalam sebuah surat yang ditulisnya pada tahun 1704, Newton mencatat prediksi mencengangkan mengenai waktu kiamat, yang diharapkan terjadi pada tahun 2060. Penemuan ini telah menuai berbagai reaksi dari publik setelah terungkap baru-baru ini.
Surat yang ditulis oleh Newton ini, sebagaimana dilansir dari NY Post, berisi catatan perhitungan matematis yang dibuat lebih dari 300 tahun yang lalu. Dalam dokumen tersebut, Newton menjelaskan pandangannya mengenai akhir dunia yang didasarkan pada pemahaman Alkitab, khususnya mengenai pertempuran Armagedon, atau yang dikenal sebagai Battle of Armageddon. Pertarungan ini, dijelaskan dalam Kitab Wahyu kepada Yohanes, menjadi penutup dari narasi Alkitab dan berisi penglihatan mengenai tanda-tanda akhir zaman.
Menurut Newton, pertempuran Armagedon menandakan momen krusial dalam sejarah umat manusia. Dari kitab Wahyu, terungkap bahwa akan ada pertarungan besar yang menandakan akhir dunia. Teori yang dirumuskan Newton mengaitkan pengalaman matematikanya dengan ramalan ini untuk menegaskan kemungkinan datangnya hari kiamat. Ia memperkirakan bahwa dunia akan mengalami pengaturan ulang sekitar 35 tahun, atau lebih tepatnya 1260 tahun, setelah berdirinya Kekaisaran Romawi Suci. Dalam pemikirannya, rentang waktu ini akan terjadi setelah berbagai bencana, perang, dan kehancuran akibat kekuatan jahat yang mengganggu tatanan dunia.
Newton menjelaskan bahwa penghitungan start dari masa kehancuran yang diramalkan adalah tahun 800 Masehi. Dengan menambah angka 1260 tahun, ia sampai pada kesimpulan dengan angka 2060 sebagai tahun yang kemungkinan besar menandai datangnya kiamat. Angka ini, menurut Newton, diambil dari catatan dalam Kitab Daniel dan Wahyu di dalam Alkitab. Walaupun begitu, menariknya, Newton memperlihatkan keraguan pada penemuannya tersebut, menunjukkan suatu sikap berhati-hati dalam menafsirkan naskah-naskah kuno.
Penting untuk mencermati bahwa metode yang digunakan Newton dalam ramalan ini cukup sederhana. Ia melakukan penghitungan menggunakan aritmatika dasar yang biasanya diajarkan kepada anak-anak, berbeda dengan teori lain yang lazimnya memakai kalkulus yang lebih kompleks. Ini menunjukkan bahwa meskipun Newton merupakan ilmuwan yang brilian, ia juga menggunakan cara yang lebih mudah untuk menjelaskan ide-ide besarnya.
Keberanian Newton untuk meramalkan waktu kiamat menimbulkan sasaran diskusi, baik di kalangan ilmiah maupun di masyarakat luas. Beberapa kalangan memperdebatkan akurasi dan validitas prediksi ini, sementara lainnya bersikap skeptis hingga meragukan kemampuan manusia untuk meramalkan peristiwa yang bersifat supranatural seperti itu. Selain itu, munculnya kabar ini mengingatkan kita akan beberapa ramalan lain yang juga menyebutkan tanggal tertentu untuk kiamat, yang sering kali berakhir tanpa bukti yang nyata.
Sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah ilmu pengetahuan dan teologi, prediksi Newton ini juga memberikan pandang kepada kita tentang bagaimana hubungan antara sains dan iman bisa bersinggungan. Meskipun tanggal yang diprediksi adalah lebih dari tiga dekade ke depan, gagasan dan analisis dari Newton tetap relevan untuk dianalisis dan dipelajari, terutama bagaimana seorang ilmuwan seperti dia terlibat dalam isu yang jauh melampaui batas-batas disiplin ilmu yang ada. Pendekatan Newton mengajak kita untuk berpikir lebih kritis mengenai makna waktu dan rekam jejak manusia dalam memahami peristiwa-peristiwa besar dalam sejarah.