Sekretaris Jenderal International Economic Association, Lili Yan Ing, mendorong Indonesia untuk merumuskan strategi negosiasi yang lebih tajam dalam menghadapi ketidakpastian global, khususnya kebijakan tarif yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Dalam wawancaranya setelah acara Investor Daily Round Table di Jakarta, Lili menyatakan bahwa Indonesia harus lebih aktif mengaitkan kepentingan perusahaan-perusahaan AS yang beroperasi di tanah air dengan kebijakan perdagangan yang berlaku.
“Trump cenderung tidak peduli dengan Indonesia atau ASEAN, dia hanya mendengarkan suara dari kelompok yang dianggapnya dekat,” ujar Lili. Hal ini menggarisbawahi pentingnya melibatkan suara dari pihak swasta yang telah mendapatkan manfaat dari hubungan perdagangan dengan Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya.
Lili juga menekankan bahwa Indonesia harus tidak terjebak dalam narasi yang dibangun oleh Trump, yang menyatakan bahwa negara-negara Asia mencuri pekerjaan dari AS. Dia menegaskan, dalam konteks perdagangan jasa dan investasi, AS justru diuntungkan oleh kehadiran Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya. “Dalam sektor perdagangan jasa dan investasi, Amerika sudah sangat diuntungkan oleh kawasan ini,” tambahnya.
Dalam pertemuan puncak para menteri perdagangan ASEAN yang lalu, terungkap bahwa kesepakatan telah dicapai untuk menjaga stabilitas nilai tukar dan menghormati sistem perdagangan multilateral serta prinsip Most Favored Nation (MFN). Meski demikian, Lili meyakini bahwa Indonesia dan negara-negara ASEAN harus mengeluarkan pernyataan tegas terhadap kebijakan tarif Trump dalam forum pimpinan yang akan diadakan pada Mei mendatang.
Lili menekankan pentingnya adanya suara lantang dari para pemimpin ASEAN untuk menyatakan bahwa kebijakan tarif AS adalah kesalahan yang dapat merugikan perekonomian global. Dia berharap pimpinan ASEAN dapat bersatu dalam menyampaikan penolakan terhadap kebijakan tersebut, yang berpotensi merusak hubungan baik yang selama ini terjalin antara kawasan ini dan Amerika.
Berikut adalah beberapa poin kunci dari posisi Indonesia dalam menghadapi kebijakan tarif Trump:
- Pengarahan Strategis: Mengoptimalkan suara perusahaan-perusahaan AS di Indonesia dalam negoisasi.
- Penolakan Narasi Negatif: Membangun argumen bahwa AS untung dari investasi dan perdagangan di ASEAN.
- Kerjasama ASEAN: Memperkuat kesepakatan antara negara-negara ASEAN untuk tidak mendevaluasi mata uang.
- Forum Pimpinan ASEAN: Menggunakan pertemuan mendatang untuk mengeluarkan pernyataan tegas terhadap kebijakan tarif yang merugikan.
Dengan langkah-langkah ini, Indonesia diharapkan tidak hanya dapat mempertahankan posisinya dalam perdagangan internasional, tetapi juga mendorong terciptanya lingkungan yang lebih baik bagi pertumbuhan ekonomi. Pendekatan ini tidak hanya penting untuk Indonesia, tetapi juga bagi stabilitas ekonomi global secara keseluruhan.
Pertemuan para pemimpin ASEAN yang akan datang diharapkan memberikan momentum bagi negara-negara anggota untuk menunjukkan sikap bersatu dalam menghadapi disruptif yang ditimbulkan oleh kebijakan luar negeri AS. Dalam konteks ini, kenaikan ketegangan perdagangan harus dilihat sebagai tantangan yang dapat diatasi dengan pendekatan negosiasi yang cerdik dan strategis.