Film “Rumah untuk Alie” siap menghiasi layar lebar Indonesia mulai Kamis, 17 April 2025. Diadaptasi dari novel best seller karya Lenn Liu, yang dikenal juga dengan nama Lotta, film ini diarahkan oleh sutradara Herwin Novianto dan diproduksi oleh Falcon Pictures. Sejak pengumuman awalnya, film ini telah mencuri perhatian banyak pecinta film, karena mengangkat tema emosional dan relevan mengenai bullying, terutama dalam lingkup keluarga.
“Rumah untuk Alie” mengisahkan tentang Alie Ishala Samantha, seorang gadis 16 tahun yang merupakan anak bungsu dari lima bersaudara. Kehidupan Alie diwarnai oleh kepedihan setelah kehilangan ibunya lima tahun lalu. Dia dituduh sebagai penyebab kematian sang ibu dan diberikan julukan mengerikan sebagai “pembunuh”, yang membuat hidupnya penuh dengan penderitaan. Dalam konteks ini, ayah dan keempat kakaknya memperlakukannya secara kasar, baik secara emosional maupun fisik, menjadikan rumahnya yang seharusnya aman, berubah menjadi neraka.
Bekas luka di tubuh dan batinnya menjadi saksi bisu dari derita yang dialami Alie. Meskipun demikian, harapan tidak sepenuhnya padam dari jiwa Alie. Dia terus berjuang mencari cinta dan penerimaan, tidak hanya dari keluarganya, tetapi juga dari orang-orang di sekitarnya. Dalam perjalanannya, Alie menemukan seseorang yang memberinya secercah harapan, serta menyadarkannya bahwa rumah sejati bukanlah sekadar bangunan fisik, tetapi tentang rasa aman dan diterima.
Herwin Novianto, sang sutradara, menyampaikan bahwa film ini tidak hanya menonjolkan kesedihan, tetapi juga mengangkat tema ketahanan seorang anak menghadapi kondisi yang sulit. “Kisah ini menyentuh dan menggugah. Kami berusaha menghadirkan kedalaman emosi melalui visual, akting, dan atmosfer yang kuat dalam film ini,” ungkap Novianto. Hal ini mencerminkan semangat tim produksi untuk menyajikan narasi yang bukan hanya menghibur, tetapi juga mendidik dan menginspirasi.
Lenn Liu, penulis novel, juga menyampaikan perasaannya terkait adaptasi film ini. Dia merasa terharu karena kisah yang sangat dekat di hatinya diangkat ke layar lebar. “Saya berharap film ini bisa membuka mata banyak orang terhadap kenyataan yang dihadapi oleh korban bullying,” ujarnya. Dengan latar belakang ini, film ini menantang penonton untuk merenungkan dampak negatif dari bullying, terutama dalam lingkungan yang seharusnya memberikan perlindungan.
Anantya Kirana, yang memerankan karakter Alie, berbagi pengalamannya dalam mendalami peran ini. “Memerankan Alie adalah tantangan besar bagi saya. Saya berusaha untuk memahami luka dan kekuatan hatinya. Saya berharap penonton bisa merasakan perjuangan Alie,” katanya. Selain Anantya, film ini juga dibintangi oleh sejumlah aktor dan aktris berbakat seperti Rizky Hanggono, Tika Bravani, dan Dito Darmawan, yang semuanya mengungkapkan betapa emosionalnya proses syuting dan kedalaman cerita yang membawa mereka kembali ke kenyataan.
Pesan mendalam yang diusung film ini adalah bahwa setiap anak berhak menerima cinta dan kasih sayang, serta memiliki tempat yang bisa mereka sebut rumah. Film ini dengan jelas mengisyaratkan bahwa tidak semua rumah memberikan rasa aman dan nyaman, dan penting bagi masyarakat untuk membangun relasi yang sehat dalam keluarga.
Dengan segala elemen yang ada, “Rumah untuk Alie” dinanti-nantikan sebagai salah satu film terbaik tahun ini. Tanggal tayangnya yang semakin dekat membuat penonton semakin tidak sabar untuk menyaksikan kisah yang akan menyentuh hati dan memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya kasih sayang dalam keluarga. Pastikan untuk menyaksikan “Rumah untuk Alie” di bioskop pada 17 April 2025, dan bersiaplah untuk merasakan pengalaman emosional yang tak terlupakan.