Samsung Kejar Kesepakatan Besar 2025 untuk Perbaiki Kinerja!

Samsung Electronics tengah menghadapi tantangan besar dalam upayanya meningkatkan kinerja perusahaan setelah mengalami penurunan pendapatan dan harga saham yang signifikan sepanjang tahun 2024. Dalam usaha untuk mengatasi krisis ini, perusahaan raksasa teknologi asal Korea Selatan tersebut berencana mengejar kesepakatan besar pada tahun 2025, dengan fokus untuk meraih pertumbuhan yang berkelanjutan.

Dilansir dari Channel News Asia, Samsung tercatat sebagai salah satu perusahaan teknologi yang mengalami kinerja buruk di tahun lalu, terpaksa menghadapi kritik tajam dari para pemegang saham yang menuntut langkah nyata untuk memperbaiki situasi. “Saya dengan tulus meminta maaf atas kinerja saham baru-baru ini yang tidak memenuhi harapan Anda. Selama setahun terakhir, perusahaan kami gagal merespons pasar semikonduktor AI yang berkembang pesat,” ungkap co-CEO Samsung Han Jong-hee dalam sebuah pertemuan dengan investor.

Kondisi tersebut meliputi penurunan tajam harga saham Samsung, yang anjlok hampir sepertiga sepanjang 2024. Di sisi lain, pesaing seperti SK Hynix justru mencatatkan kenaikan saham mencapai 26 persen. Samsung juga kehilangan pangsa pasar dalam dua sektor utama: chip memori tinggi bandwidth (HBM) yang digunakan oleh Nvidia, serta dalam kontrak manufaktur chip di mana TSMC semakin unggul. Di sisi produk konsumen, Samsung juga tertinggal dari Apple dan pesaing Tiongkok dalam industri smartphone.

Menanggapi situasi ini, manajemen Samsung berupaya memperluas skema insentif berbasis saham untuk karyawan di tahun mendatang sebagai bagian upaya merevitalisasi harga saham. Dalam pertemuan dengan pemegang saham, Han mencatat bahwa 2025 akan menjadi tahun yang penuh tantangan dengan ketidakpastian kebijakan ekonomi di negara-negara besar. Oleh karena itu, Samsung akan melakukan langkah-langkah strategis, termasuk merger dan akuisisi yang signifikan, guna menghasilkan pencapaian yang solid.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, di mana Samsung berfokus pada inovasi produk, langkah menuju merger dan akuisisi diharapkan dapat memberikan dorongan baru bagi perusahaan. Hal ini sejalan dengan strategi yang lebih proaktif untuk menghadapi tantangan ekonomi global dan memposisikan diri di pasar semikonduktor dan teknologi yang terus berubah.

“Merger dan akuisisi yang kita rencanakan akan menjadi kunci dalam mengatur kembali komposisi aset perusahaan dan mengoptimalkan kinerja di sektor-sektor vital,” ujarnya. Dia juga menambahkan bahwa perusahaan akan tetap responsif terhadap kebijakan tarif yang diterapkan Amerika Serikat, sambil mempertimbangkan investasi di AS yang dapat memperkuat rantai pasokan global dan meningkatkan jejak manufaktur Samsung.

Dengan langkah-langkah ini, Samsung berupaya untuk membalikkan keadaan dan meraih kembali posisinya sebagai pemimpin di industri semikonduktor dan teknologi. Ke depan, perusahaan ini berharap dapat merebut kembali pangsa pasar yang hilang dan mengembalikan kepercayaan para pemegang saham.

Para analis juga mencermati upaya Samsung dan menekankan pentingnya inovasi, terutama dalam menghadapi tren teknologi baru seperti kecerdasan buatan (AI) dan kebutuhan untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan di pasar. Kesepakatan strategis dan fokus pada pengembangan teknologi canggih diharapkan menjadi katalis dalam mendorong pertumbuhan perusahaan yang lebih baik lagi di masa mendatang.

Dalam situasi yang penuh tekanan ini, Samsung bertekad untuk bangkit dari keterpurukan dan menunjukkan bahwa ia masih memiliki potensi besar untuk memimpin inovasi di bidang teknologi global. Perusahaan ini tidak hanya berupaya mengatasi tantangan jangka pendek, tetapi juga membangun fondasi yang kuat untuk pertumbuhan jangka panjang.

Exit mobile version