Rafael Leao Bongkar Penyebab Kekalahan AC Milan dari Feyenoord

AC Milan mengalami kekalahan mengecewakan pada laga leg pertama playoff Liga Champions melawan Feyenoord dengan skor 0-1 di De Kuip, Jumat (13/2) dini hari WIB. Dalam pertandingan ini, gol cepat dari Igor Paixao yang tercipta pada menit ketiga pertandingan menjadi pemisah antara kedua tim. Kejadian ini berawal dari kesalahan kiper AC Milan, Mike Maignan, dalam mengantisipasi serangan lawan.

Pelatih AC Milan, Sergio Conceicao, mengadopsi formasi ambisius dengan menurunkan quartet menyerang yang dijuluki ‘fantastic four’, terdiri dari Santiago Gimenez, Joao Felix, Rafael Leao, dan Christian Pulisic. Meskipun memiliki nama-nama besar di lapangan, mereka tidak mampu mencetak gol sepanjang pertandingan. Alhasil, kemenangan menjadi milik Feyenoord yang didukung kuat oleh para pendukungnya.

Rafael Leao, penyerang sayap asal Portugal, mengungkapkan kekecewaannya setelah pertandingan. Ia menyatakan, “Kami tidak memiliki keberanian dan agresi yang sama seperti Feyenoord.” Hal ini menggambarkan bahwa timnya tidak mampu tampil optimal dan kehilangan semangat juang yang diperlukan di laga krusial tersebut.

Kekalahan di awal pertandingan tentu memberi dampak besar pada mentalitas tim. Leao menambahkan, kesalahan di lini belakang yang mengakibatkan gol cepat membuat AC Milan kesulitan untuk mengejar ketertinggalan. “Kebobolan di awal laga membuat kami sulit kembali ke jalur kemenangan. Kami tidak menunjukkan sikap yang tepat untuk mengubah keadaan,” jelasnya. Tak ayal, ini menjadi pelajaran berharga bagi skuat Milan menjelang leg kedua yang akan digelar di San Siro pekan depan.

Meski gagal meraup poin di leg pertama, peluang Milan untuk membalikkan keadaan belum sepenuhnya sirna. Mereka perlu menang dengan selisih dua gol pada laga berikutnya untuk memastikan langkah mereka ke babak berikutnya. Keberanian dan sikap agresif menjadi dua faktor penting yang harus ditunjukkan oleh anak asuh Conceicao untuk mendapatkan hasil positif.

Rafael Leao tidak hanya mengkritik kinerja tim secara keseluruhan, tetapi juga menyadari bahwa dirinya memiliki peluang emas di babak pertama yang tidak berhasil dimanfaatkan. “Saya juga memiliki peluang di babak pertama yang tidak dapat saya manfaatkan sebaik-baiknya,” tuturnya. Ini menegaskan bahwa selain masalah kolektif, aspek individu pemain juga harus diperbaiki untuk meningkatkan kualitas permainan.

Di sisi lain, Feyenoord menunjukkan performa yang sangat baik dengan mengandalkan dukungan kuat dari fans setia mereka. Keberanian dan agresi ala tim tuan rumah menjadi kunci utama dalam meraih kemenangan. Semangat juang mereka seharusnya menjadi contoh bagi Milan untuk lebih berambisi di leg kedua nanti.

Milan kini harus berfokus pada persiapan menghadapi leg kedua dengan penuh percaya diri. Meski banyak yang memandang sinis setelah kekalahan ini, harapan untuk bangkit tetap ada. Rafael Leao dan rekan-rekannya perlu mengambil pelajaran berharga dari kekalahan ini dan siap mengejar ketinggalan di San Siro.

Potensi AC Milan untuk bangkit dalam dunia sepak bola Eropa tetap ada, meskipun mereka harus melalui jalan yang terjal. Tentunya, penekanan pada sikap dan mentalitas harus menjadi prioritas untuk memastikan langkah mereka di Liga Champions masih dapat berlanjut.

Exit mobile version