![Populix Kerjasama dengan Google Gemini Rilis Asisten Riset AI](https://octopus.co.id/wp-content/uploads/2025/02/Populix-Kerjasama-dengan-Google-Gemini-Rilis-Asisten-Riset-AI.jpg)
Populix, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang riset pasar, telah meluncurkan asisten riset berbasis kecerdasan buatan (AI) bernama Nexa, dengan dukungan teknologi dari Google Gemini. Inovasi ini diharapkan mampu mengubah cara penyelidikan ilmiah dilakukan di Indonesia, menyederhanakan proses riset, serta meningkatkan kualitas data yang diperoleh.
Dalam acara peluncuran yang bertajuk Populix AIXplore 2025, Co-Founder dan CEO Populix, Timothy Astandu, menjelaskan bahwa Nexa dirancang untuk membantu peneliti, baik dari kalangan industri maupun akademisi, dalam mengatasi berbagai tantangan yang selama ini dihadapi dalam proses riset. “AI dapat menjadi mitra strategis dalam mendukung proses riset yang lebih efisien dan akurat,” ujarnya.
Nexa tidak hanya berfungsi untuk menghemat waktu tetapi juga menyediakan analisis yang lebih mendalam dan relevan. Dengan adanya platform ini, mahasiswa, dosen, dan peneliti dapat lebih mudah mengumpulkan data, dari merancang kuesioner hingga meluncurkan survei dalam waktu yang lebih singkat. “Kami berharap inovasi ini bisa membuka peluang baru dalam dunia akademik dan industri berbasis data,” tambah Timothy.
Lebih jauh, Head of Data Science Populix, Steven Christian, menekankan bahwa salah satu kendala utama dalam riset adalah pengumpulan data berkualitas dalam waktu yang singkat. Dengan Nexa, proses pengumpulan data dapat dilakukan secara otomatis dengan tingkat akurasi yang tinggi. “Dengan demikian, para peneliti bisa lebih fokus pada analisis dan pengambilan kesimpulan yang lebih mendalam,” ungkap Steven.
Di sisi lain, Practitioner dan CEO Indonesia AI, Angga Muttaqien, mengingatkan bahwa saat ini Indonesia sedang memasuki tahap awal revolusi AI. Banyak sektor, termasuk pendidikan, mulai mengadopsi teknologi ini guna meningkatkan produktivitas dan efisiensi. “Institusi pendidikan dan startup lokal kini mulai mengeksplorasi potensi AI untuk menyederhanakan proses kerja mereka, termasuk dalam bidang riset,” katanya.
Namun, Angga juga menuturkan bahwa tantangan terbesar yang dihadapi adalah kesiapan sumber daya manusia (SDM) serta infrastruktur yang mendukung implementasi AI secara luas. Tantangan ini bukan hal yang sepele karena sangat mempengaruhi bagaimana teknologi ini dapat diintegrasikan ke dalam proses riset maupun industri lainnya.
Dodi Priambodo, Solution Consultant AI Google Indonesia, menjelaskan bahwa tujuan mereka bukan hanya untuk menciptakan teknologi AI yang canggih, tetapi juga yang dapat digunakan secara praktis dan memberikan dampak nyata bagi pengguna. Inovasi ini diharapkan tidak hanya menjadi alat bantu, tetapi juga memfasilitasi terjadinya lompatan produktivitas di berbagai bidang.
Di samping itu, Direktur AI Intelligent Center Indonesia, Baiq Hanna Susanti, menekankan pentingnya AI dalam dunia riset dan pendidikan. Saat ini, pemanfaatan teknologi AI tidak terbatas pada mahasiswa saja, tetapi juga mencakup pengajar dan tenaga administrasi, yang semakin menyadari pentingnya penggunaan teknologi dalam meningkatkan kualitas proses belajar mengajar.
Inovasi seperti Nexa menunjukkan bahwa kolaborasi antara sektor teknologi dan penelitian di Indonesia sedang memasuki era baru. Dengan dukungan dari teknologi tinggi seperti Google Gemini, harapan untuk merampingkan proses riset dan meningkatkan kualitas data menjadi semakin mungkin tercapai. Hal ini diharapkan dapat mendorong kemajuan dalam riset di Indonesia, yang pada gilirannya akan membuka jalan bagi inovasi dan penemuan baru dalam berbagai disiplin ilmu.