
Malam ini, pengamatan langit akan disuguhkan dengan spectacle alam yang menakjubkan berupa gerhana bulan total. Berdasarkan informasi dari NASA, gerhana ini terjadi pada malam tanggal 13 hingga 14 Maret 2025 dan merupakan yang pertama kali terjadi sejak November 2022. Fenomena ini dapat disaksikan oleh masyarakat di Belahan Bumi Barat, termasuk Indonesia.
Gerhana bulan total terjadi ketika Bulan sepenuhnya memasuki umbra Bumi, yaitu bagian bayangan di mana Matahari terhalang sepenuhnya oleh Bumi. Dalam hal ini, persentase pengaburan akan menunjukkan berapa fraksi Bulan yang ditutupi oleh umbra tersebut. Selama proses gerhana, Bulan akan bertransformasi dari kondisi purnama menjadi berwarna merah, fenomena yang dikenal dengan sebutan “Blood Moon”, akibat cahaya matahari yang membias melalui atmosfer Bumi dan memberikan rona merah pada Bulan.
Pada malam ini, Bulan akan terlihat melintasi langit dengan indahnya. Selama fase total gerhana, yang mata kita saksikan adalah variasi warna yang dipengaruhi oleh semua matahari terbit dan terbenam yang sedang berlangsung di Bumi. Ini menjadi momen yang langka dan istimewa, tidak hanya untuk para astronom amatir tetapi juga untuk publik umum yang ingin merasakan keajaiban langit malam.
Sebagai informasi tambahan, semua fase dari gerhana bulan total ini aman untuk dilihat dengan mata telanjang maupun melalui teleskop tanpa filter. Pendekatan ini memungkinkan lebih banyak orang untuk terlibat dalam pengamatan tanpa khawatir akan bahaya bagi mata mereka. Bagi pengamat di belahan bumi selatan, memutar pandangan sejauh 180 derajat dapat menciptakan sudut pandang yang unik saat menyaksikan fenomena ini.
Beberapa detik dari gerhana ini berlangsung antara pukul 3:50:00 hingga 10:09:50 UTC, dan waktu tersebut menunjukkan rentang waktu yang bisa dimanfaatkan oleh pengamat di seluruh dunia untuk menyaksikan keindahan gerhana bulan ini secara langsung. Dengan cahaya Bulan yang terhalang, nuansa malam hari akan terlihat berbeda, menawarkan suasana yang dikhususkan untuk momen-momen refleksi dan kekaguman.
Banyak astronom amatir dan pecinta langit menyambut baik terjadinya gerhana bulan total ini, apalagi ditengah bulan Ramadan yang penuh berkah. Sejumlah kegiatan diadakan oleh komunitas pecinta astronomi untuk mengedukasi masyarakat mengenai gerhana dan bagaimana cara mengamatinya dengan aman. Ini menjadi peluang yang baik bagi keluarga dan anak-anak untuk belajar lebih banyak tentang sains dan fenomena alam yang terjadi di sekitar kita.
Dilihat dari segi budaya, beberapa masyarakat di seluruh dunia memiliki tradisi tersendiri ketika terjadi gerhana bulan. Banyak dari mereka percaya bahwa fenomena ini memiliki makna dalam kehidupan spiritual. Di Indonesia sendiri, saat Ramadan, gerhana ini diharapkan dapat menjadi pengingat akan kekuasaan Sang Pencipta dan rasa syukur atas nikmat yang diberikan.
Sebagai catatan, mari kita menghargai momen langka ini dengan cara yang positif dan penuh rasa ingin tahu. Melihat keindahan langit yang bertransformasi, bersama keluarga atau teman, dapat meningkatkan tali persaudaraan sekaligus menjadi pengalaman pembelajaran. Oleh karena itu, jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan gerhana bulan total malam ini. Segera siapkan tempat terbaik untuk melihat dan menikmati keindahan alam yang luar biasa ini.