Pada sebuah pagi yang gerimis di pedesaan Inggris tenggara, ratusan babi betina berwarna putih kemerahan bangun dengan semangat untuk sarapan. Namun, sebelum mereka dapat menikmati makanan, proses pemindaian wajah menjadi rutinitas penting. Sebuah sistem kecerdasan buatan (AI) yang dikembangkan oleh para peneliti dari University of the West of England Bristol (UWE) dan Scotland’s Rural College (SRUC) mengawasi setiap langkah babi menuju pakan. Teknologi ini tidak hanya mengenali wajah dan menyesuaikan porsi makanan, tetapi juga memantau ekspresi wajah babi guna mendeteksi tanda-tanda stres atau rasa sakit.
Inovasi ini, yang dikenal sebagai Intellipig, bertujuan untuk mengatasi tantangan besar dalam kesejahteraan hewan, yaitu memahami perasaan mereka secara lebih dalam. Dengan menggunakan kamera kecil, sistem AI dapat memberikan peringatan kepada peternak melalui ponselnya jika terdeteksi masalah pada hewan ternak.
Teknologi ini menjadi patokan baru dalam perawatan hewan. Di seluruh dunia, peneliti mulai memanfaatkan AI untuk membaca ekspresi wajah berbagai hewan, termasuk domba, kuda, dan kucing. Menurut Melvyn Smith, seorang insinyur di UWE, teknologi ini membuka era baru dalam perawatan hewan, dengan fokus pada kesejahteraan mereka. Namun, peringatan muncul mengenai ketergantungan yang berpotensi terjadi pada teknologi dalam penjagaan kesejahteraan hewan.
Emma Baxter, ilmuwan perilaku hewan dari SRUC, menegaskan pentingnya menggunakan teknologi AI dengan bijak. Meskipun algoritma dapat melakukan pengamatan dengan lebih cepat dan akurat dibandingkan manusia, perlu dipastikan bahwa naluri manusia dalam merawat hewan tidak tergantikan oleh mesin.
Sejak lama, para ilmuwan menyadari bahwa hewan juga berkomunikasi melalui ekspresi wajah, mirip dengan manusia. Dalam bukunya “The Expression of the Emotions in Man and Animals” (1872), Charles Darwin menyatakan bahwa ekspresi wajah adalah “bahasa universal” di antara mamalia. Namun, walaupun ada kesamaan anatomi wajah, manusia sering kesulitan membaca ekspresi hewan secara akurat. Penelitian lebih lanjut telah memunculkan konsep skala seringai, metode untuk mengukur rasa sakit dan stres hewan berdasarkan gerakan otot wajah mereka.
Sebagai contoh, kuda yang menunjukkan kerutan di atas mata dan telinga kaku bisa jadi mengalami ketidaknyamanan, sedangkan kuda yang tampak rileks menunjukkan keadaan lebih baik. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman terhadap ekspresi wajah hewan sangat penting dalam menjaga kesehatan mereka.
Anna Zamansky, ilmuwan komputer dari Universitas Haifa, turut berkontribusi dalam pengembangan teknologi AI untuk membaca ekspresi wajah hewan. Dalam situasi genting di Israel, dia mengamati perubahan ekspresi pada anjingnya saat berada di tempat perlindungan bom. Tim Zamansky melatih AI dengan ribuan foto untuk mengidentifikasi tanda-tanda ketidaknyamanan yang sering kali tidak terlihat oleh mata manusia. Hasilnya, AI telah terbukti akurat dalam mendeteksi rasa sakit pada berbagai hewan, termasuk domba dan kucing.
Lebih jauh, peneliti seperti Brittany Florkiewicz, seorang psikolog evolusi, sedang mengeksplorasi bagaimana ekspresi wajah dapat menunjukkan emosi seperti kebahagiaan atau frustrasi pada kucing dan anjing. Mereka berambisi untuk membangun database ekspresi wajah hewan dalam berbagai kondisi emosi, sehingga dapat lebih memahami perasaan hewan secara lebih menyeluruh.
Zamansky dan timnya juga sedang dalam proses mengembangkan aplikasi berbasis AI yang dapat membantu pemilik hewan peliharaan memahami kondisi emosional hewan mereka. Dengan teknologi ini, diharapkan manusia dapat memenuhi kebutuhan emosional hewan dengan lebih baik dan memberikan perawatan yang lebih optimal.
Sebagai langkah menuju pemahaman yang lebih baik tentang emosi hewan, perkembangan teknologi AI menunjukkan potensi besar bagi kesejahteraan hewan. Seperti yang disampaikan Zamansky, “Pekerjaan saya adalah menjadi agen bagi kehidupan yang lebih baik untuk hewan.” Dengan memahami perasaan hewan secara lebih akurat, diharapkan dapat memberikan perawatan yang lebih baik dan memastikan mereka menjalani kehidupan yang sehat dan bahagia.