Oknum Dokter Lecehkan Pasien di Malang, RS Minta Maaf!

Pihak Rumah Sakit Persada Malang menghadapi tekanan publik setelah terungkapnya dugaan pelecehan seksual oleh seorang dokter berinisial AYP. insiden ini mengejutkan masyarakat dan memicu keluhan mengenai keamanan serta kepercayaan di lingkungan pelayanan kesehatan.

Humas Persada Hospital, Sylvia Kitty Simanungkalit, dalam keterangannya pada Selasa (22/4/2025), menyatakan bahwa manajemen rumah sakit telah menindaklanjuti dan melakukan penyelidikan internal terkait kasus ini. AYP, dokter yang terlibat, telah dinyatakan tidak lagi bertugas di rumah sakit tersebut. Sylvia menegaskan, “Kami sangat menyayangkan adanya pihak tak bertanggung jawab yang bertindak di luar standar dan norma kami, hingga merugikan masyarakat dan institusi kami sendiri.”

Peristiwa ini bermula pada September 2022, ketika seorang pasien perempuan berusia 31 tahun mengaku menjadi korban pelecehan saat dirawat di ruang inap rumah sakit. Kasus ini mencuat setelah unggahan di media sosial yang dilakukan oleh pasien tersebut. Dalam unggahan tersebut, korban menjelaskan bahwa AYP memasuki ruang perawatannya dan meminta dia membuka pakaian kimono yang disediakan oleh rumah sakit dengan alasan melakukan pemeriksaan.

Setelah kejadian tersebut, dokter itu juga diduga mengambil foto bagian tubuh sensitif pasien dengan ponselnya. Ia beralasan sedang berkomunikasi dengan temannya melalui aplikasi WhatsApp. Korban mengalami pemeriksaan di area dadanya dalam kondisi terbuka selama waktu yang cukup lama, yang tentunya sangat tidak pantas dan melanggar etika kedokteran.

Menyikapi situasi ini, pihak manajemen rumah sakit juga meminta maaf kepada korban sekaligus publik. “Kami menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya dan menyesalkan perbuatan tersebut,” tambah Sylvia. Ia menekankan bahwa tindakan itu adalah murni kesalahan dari individu dan tidak berkaitan dengan kebijakan atau prosedur yang ada di rumah sakit.

Proses hukum kini telah diambil alih oleh pihak kepolisian. Satreskrim Polresta Malang Kota tengah menyelidiki kasus ini untuk memastikan keadilan. Pihak rumah sakit berkomitmen untuk kooperatif dan mendukung proses hukum yang sedang berjalan.

Sikap tegas rumah sakit dalam menangani kasus ini dinilai penting mengingat posisi mereka sebagai penyedia layanan kesehatan. Kejadian seperti ini tidak hanya membahayakan individu, tetapi juga dapat merusak reputasi institusi kesehatan secara keseluruhan. Langkah pemecatan dokter AYP dan permohonan maaf dari manajemen diharapkan bisa mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap layanan rumah sakit.

Selain tindakan disipliner, Sylvia juga mengingatkan mengenai pentingnya pelatihan etika bagi tenaga medis untuk mencegah terulangnya insiden serupa. Kesadaran akan perlindungan pasien harus menjadi prioritas bagi seluruh institusi kesehatan. Pasien berhak merasa aman dan terlindungi ketika menjalani perawatan medis.

Melihat dari sudut pandang yang lebih luas, kasus ini menjadi pengingat bagi masyarakat serta institusi kesehatan lainnya mengenai perlunya pengawasan dan kepatuhan pada norma serta etika dalam pelayanan kesehatan. Selain itu, kejadian ini juga memberikan dorongan kepada korban untuk berani melaporkan tindakan yang merugikan mereka, dengan harapan menciptakan sistem yang lebih baik dan aman bagi semua.

Dengan demikian, pengakuan dan dukungan penuh dari pihak rumah sakit kepada aparat hukum merupakan langkah positif dalam mendorong transparansi dan akuntabilitas di sektor kesehatan. Kejadian ini harus dijadikan pelajaran untuk meningkatkan perlindungan terhadap pasien di masa yang akan datang.

Exit mobile version