Sains

Nexa Hadirkan Solusi Riset Canggih dengan Teknologi Google Gemini

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi oleh peneliti saat ini adalah kebutuhan untuk mengumpulkan dan menganalisis data berkualitas dalam waktu singkat. Untuk dapat menghadapi tantangan ini, Nexa, asisten riset berbasis kecerdasan buatan (AI), hadir untuk mengoptimalkan proses riset di Indonesia. Nexa yang didukung oleh teknologi Google Gemini menawarkan solusi inovatif yang diharapkan dapat mengubah cara peneliti dan akademisi dalam menjalankan penelitian.

Menurut Co-Founder dan CEO Populix, Timothy Astandu, Nexa diciptakan untuk menjawab kebutuhan riset yang semakin kompleks dan memiliki tantangan yang beragam. “Kami percaya bahwa AI dapat menjadi mitra strategis dalam mendukung proses riset yang lebih efisien dan akurat. Nexa dirancang untuk menghemat waktu dan memberikan analisis yang lebih mendalam bagi peneliti dan pelaku bisnis,” jelas Timothy dalam acara Populix AIXplore 2025 di Jakarta.

Dari sudut pandang fungsi, Nexa mampu merampingkan proses penelitian, membuatnya lebih cepat, mudah, dan cerdas. Mahasiswa, dosen, dan peneliti kini bisa mengumpulkan data secara efisien, mulai dari merancang kuesioner hingga meluncurkan survei. Proses yang sebelumnya bisa memakan waktu setengah hari kini dapat diselesaikan dalam hitungan menit. Hal ini jelas menciptakan peluang bagi peneliti untuk fokus pada aspek analisis dan interpretasi data daripada terjebak dalam aspek pengumpulan data yang memakan waktu.

“Transformasi yang kami harapkan adalah tidak hanya untuk mempercepat waktu penelitian, tetapi juga untuk menciptakan sebuah ekosistem riset yang lebih produktif di Indonesia,” tambah Timothy. Dengan teknologi seperti Nexa, harapannya adalah dapat mendorong kemajuan riset di sektor akademik dan industri berbasis data.

Dodi Priambodo, Solution Consultant AI di Google Indonesia, menambahkan bahwa teknologi AI tidak hanya harus canggih, tetapi juga dapat diakses dan berdampak secara nyata. Google Gemini—platform yang mendukung Nexa—dirancang untuk menjangkau semua lapisan pengguna, dari perusahaan rintisan hingga institusi pendidikan. “Banyak yang menganggap AI itu rumit dan mahal, namun dengan Nexa kami menunjukkan bahwa AI dapat menjadi alat yang praktis dan aplikatif. Misalnya, AI kini bisa membantu mengoptimalkan pencarian data, mempercepat analisis prediktif, dan menyusun laporan dengan akurasi tinggi,” ungkap Dodi.

Dukungan teknologi canggih seperti Google Gemini menjadikan Nexa lebih dari sekadar alat bantu riset. Nexa berpotensi menciptakan perubahan nyata dalam cara peneliti melakukan pekerjaan mereka. Dengan demikian, para peneliti di Indonesia dapat mengambil langkah lebih maju, tidak hanya dalam aspek pengumpulan data tetapi juga dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa depan.

Melalui peluncuran Nexa, harapan akan masa depan riset yang lebih baik di Indonesia semakin kuat. Inovasi ini, diharapkan tidak hanya membantu peneliti meningkatkan kualitas data tetapi juga memberikan ruang bagi perkembangan riset yang lebih luas dan berdampak. Apakah Nexa mampu menjadi katalisator untuk perubahan positif dalam dunia riset di Indonesia? Jawabannya akan terlihat dalam implementasi dan penerimaan luas teknologi ini di kalangan peneliti dan akademisi.

Nadia Permata adalah seorang penulis di situs berita octopus.co.id. Octopus adalah platform smart media yang menghadirkan berbagai informasi berita dengan gaya penyajian yang sederhana, akurat, cepat, dan terpercaya.

Berita Terkait

Back to top button