Menteri Hak Asasi Manusia (HAM) RI, Natalius Pigai, mengungkapkan perlunya peningkatan pengetahuan tentang nilai hak asasi manusia di Indonesia. Dalam kuliah umum yang disampaikan di Universitas Nusa Putra Sukabumi, Jawa Barat, Pigai menekankan pentingnya pemahaman yang mendalam terhadap HAM dalam masyarakat yang multikultural. Pernyataan ini menyerukan agar setiap individu menerapkan nilai-nilai HAM dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam lingkungan sosial maupun profesional.
Pigai menggarisbawahi tiga variabel utama yang harus ditanamkan kepada setiap warga negara. Variabel tersebut meliputi sudut pandang, nilai kompetensi, dan pengetahuan tentang HAM. Menurutnya, penerapan prinsip-prinsip HAM seharusnya menjadi dasar dalam setiap tindakan, perkataan, dan keputusan yang diambil oleh setiap individu. Dalam pandangan Pigai, penerapan nilai moral dan mental yang berlandaskan pada HAM sangat penting bagi perkembangan individu dan masyarakat.
“Saya selalu mengingatkan bahwa pengetahuan HAM tidak hanya penting bagi mereka yang bekerja di pemerintahan atau lembaga hukum. Setiap orang perlu memahami dan menerapkan nilai-nilai tersebut supaya dapat berkontribusi positif di masyarakat,” ujar Pigai. Hal ini menunjukkan komitmen kementerian untuk mendidik generasi muda sebagai agen perubahan di masa depan.
Secara khusus, Pigai menekankan bahwa pengetahuan mahasiswa tentang HAM harus ditingkatkan. Pasalnya, mereka adalah generasi penerus yang akan menentukan arah bangsa ke depan. Dengan memegang prinsip-prinsip HAM, diharapkan mahasiswa dapat menjadi pemimpin yang bijaksana saat terjun ke dunia profesional. “Generasi muda adalah harapan bangsa. Dengan pemahaman yang baik tentang HAM, mereka akan membuat keputusan yang mencerminkan nilai-nilai tersebut,” tambahnya.
Dalam misi Kementerian HAM, Natalius Pigai menyatakan bahwa ada target jangka panjang yang harus dicapai. Dalam kurun waktu lima tahun ke depan, pihaknya menyiapkan generasi yang mengedepankan nilai-nilai HAM. Lebih jauh lagi, pada periode 2030 hingga 2040, Indonesia diharapkan bisa muncul di panggung dunia sebagai negara yang benar-benar mengutamakan dan menjunjung tinggi nilai-nilai hak asasi manusia.
“Puncaknya, pada tahun 2045, kita harus dapat mengukir prestasi sebagai pemimpin dunia dalam hal HAM,” kata Pigai. Untuk mencapai hal ini, Pigai beranggapan bahwa diperlukan adanya calon pemimpin yang memiliki karakter kuat, kompetensi yang mumpuni, serta pemahaman yang baik mengenai HAM.
Di tengah tantangan global yang semakin kompleks, pentingnya pendidikan dan kesadaran akan HAM menjadi semakin mendesak. Mengingat bahwa Indonesia adalah negara dengan keragaman budaya, etnis, dan agama yang luar biasa, penanaman nilai-nilai HAM di kalangan generasi muda merupakan langkah strategis untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.
Sebagai penutup, komitmen Natalius Pigai untuk meningkatkan pengetahuan tentang HAM di Indonesia menjadi perhatian penting bagi seluruh lapisan masyarakat. Dengan mengedepankan nilai-nilai HAM, diharapkan bangsa Indonesia dapat menuju masa depan yang lebih adil dan bermartabat, baik di dalam negeri maupun di peta dunia internasional.