Pemerintah Indonesia baru-baru ini mengumumkan rencana untuk menerbitkan visa baru bagi mahasiswa Palestina yang terhambat kembali ke Indonesia akibat konflik yang berkepanjangan di negara asal mereka. Pengumuman ini disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan (Kumham Imipas), Yusril Ihza Mahendra, pada Sabtu, 1 Maret 2025.
Yusril menegaskan bahwa penerbitan visa baru atau perpanjangan visa bagi mahasiswa Palestina bukanlah masalah. “Apabila nanti mereka kembali ke sini, kami akan segera memberikan visa baru atau memperpanjang visa yang telah diberikan kepada mereka,” kata Yusril. Langkah ini diambil setelah laporan dari Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Zuhair Al-Shun, yang menyatakan bahwa belasan mahasiswa Palestina penerima beasiswa dari Indonesia telah kehabisan masa berlaku visa mereka karena tidak dapat meninggalkan Palestina akibat kondisi perang.
Keputusan ini menggambarkan kepedulian Indonesia terhadap nasib mahasiswa Palestina, terutama di tengah konflik yang menyebabkan ketidakstabilan di wilayah tersebut. Sejak lama, Indonesia konsisten mendukung kemerdekaan Palestina dan telah menjalin kerjasama melalui pendidikan dan pemberian beasiswa. Selain itu, langkah ini juga sekaligus memperkuat posisi Indonesia di mata internasional sebagai negara yang pro-aktif mendukung usaha Palestina untuk mendapatkan pengakuan yang lebih baik di dunia.
Dalam konteks lebih luas, Yusril juga menyampaikan bahwa upaya diplomasi Palestina untuk meningkatkan statusnya dari negara pengamat non-anggota menjadi anggota penuh di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) harus didukung. Palestina saat ini terus mencari jalan untuk memperkuat keberadaannya di kancah internasional, terutama di tengah perubahan dinamika politik global yang terjadi saat ini.
Dalam pertemuan tersebut, Yusril juga menyinggung tentang keadaan di Gaza, terutama terkait Rumah Sakit Indonesia yang didirikan oleh lembaga Masyarakat Ekonomi Syariah (MER-C) dengan dana donasi masyarakat Indonesia. Rumah sakit tersebut mengalami kesulitan beroperasi akibat serangan yang terus-menerus terjadi. Yusril menekankan perlunya dukungan pemerintah dalam memperbaiki fasilitas rumah sakit, namun hingga saat ini belum ada kejelasan lebih lanjut mengenai pengelolaan rumah sakit di tengah kondisi yang tidak kondusif.
Dubes Zuhair Al-Shun mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Indonesia atas dukungan yang diberikan, terutama untuk penerbitan visa baru bagi mahasiswa Palestina. Dalam pernyataannya, Al-Shun menggarisbawahi bahwa situasi di Gaza masih dalam keadaan darurat, di mana ratusan ribu warga telah kehilangan tempat tinggal akibat perang, serta mengalami kekurangan makanan dan minimnya fasilitas kesehatan.
Berbagai langkah yang diambil oleh pemerintah Indonesia menunjukkan komitmen dalam membantu Palestina, baik melalui dukungan pendidikan maupun bantuan kemanusiaan di tengah kondisi crisis. Dengan visa baru ini, diharapkan mahasiswa Palestina dapat melanjutkan pendidikan mereka di Indonesia dan memperoleh pengetahuan yang bermanfaat untuk kemajuan negaranya di masa depan.
Melihat situasi yang semakin memburuk di wilayah konflik, perhatian dan dukungan dari negara-negara lain, khususnya Indonesia, menjadi penting. Indonesia bukan hanya meneruskan komitmennya terhadap Palestina, tetapi juga memberikan harapan bagi generasi muda Palestina untuk mendapatkan pendidikan yang layak meskipun dalam keadaan sulit.