Sains

Lempeng Samudera Bumi Terkoyak: Dampak di Irak dan Iran

Sebuah temuan menarik muncul dari penelitian yang dilakukan oleh ilmuwan dari Universitas Göttingen di Jerman, yang mengungkapkan bahwa lempeng samudera yang hilang dan tenggelam di bawah wilayah Irak dan Iran kini menunjukkan dampak signifikan terhadap dinamika geologi wilayah tersebut. Penelitian ini mencatat bagaimana lempeng tersebut, yang dikenal sebagai Neotethys, berperan penting dalam membentuk topografi dan kestabilan geologi kawasan ini, serta potensi risikonya terhadap bencana alam.

Neotethys, yang dulunya adalah dasar laut yang terbentuk sekitar 195 juta tahun yang lalu, mengalami penutupan lebih dari 20 juta tahun yang lalu. Namun, jejak dari lempeng samudera ini masih dapat dirasakan saat ini. Lempeng Arab, yang menopang Irak dan Arab Saudi, mengalami penarikan yang menyebabkan terjadinya tumbukan dengan lempeng Eurasia. Tabrakan ini menghasilkan pegunungan yang menekan kerak bumi di sekitarnya dan menciptakan depresi yang dalam.

Penulis studi, Renas Koshnaw, mengungkapkan bahwa pemodelan komputer yang dilakukan oleh timnya menunjukkan bahwa berat gunung tidak dapat menjelaskan kedalaman yang dialami oleh lapisan sedimen di wilayah itu, yang berkisar antara 1,9 hingga 2,5 mil (3 hingga 4 kilometer). “Wilayah ini terseret oleh sisa-sisa lempeng samudera Neotethys yang masih tenggelam ke dalam mantel, dan saat proses penurunan ini berlangsung, lempeng tersebut juga terkoyak,” jelas Koshnaw.

Fenomena ini kini dapat dilihat di bagian tenggara Gunung Zagros, di mana cekungan yang dipenuhi sedimen menunjukkan kedalaman yang signifikan. Penelitian lebih lanjut menemukan bahwa robekan lempeng ini mengarah ke arah barat laut menuju Iran dan memiliki dampak yang luas terhadap geologi kawasan tersebut. Dalam paparan yang diterbitkan di jurnal Solid Earth pada November 2024, para peneliti menjelaskan bahwa dinamika ini memberikan wawasan baru tentang bagaimana lapisan mantel dan kerak bumi saling berhubungan dan membentuk relung serta struktur permukaan bumi.

Para ilmuwan juga telah mencatat bahwa proses ini tidak hanya berdampak secara geologis, tetapi juga berkonsekuensi bagi aktivitas seismik di kawasan tersebut. Pertemuan antara lempeng Arab dan Eurasia telah menyebabkan gempa bumi yang signifikan dan berpotensi mematikan. Untuk lebih memahami dampak jangka panjang dari proses ini, para peneliti menekankan pentingnya penelitian berkelanjutan dalam menemukan sumber daya alam yang ada, seperti besi, fosfat, dan tembaga, yang bisa terbentuk di dalam batuan sedimen akibat dinamika geologi yang sedang berlangsung.

Dari sudut pandang geopolitik, informasi yang diperoleh dari studi ini bisa memberikan gambaran seberapa besar potensi ancaman bencana alam dan bagaimana negara-negara di kawasan tersebut harus bersiap menghadapinya. Mengingat wilayah ini telah menjadi pusat ketegangan politik selama bertahun-tahun, pemahaman yang tepat mengenai struktur geologi dan dinamika lempeng dapat membantu merumuskan kebijakan dan strategi mitigasi bencana yang lebih efektif.

Saat ini, wilayah Irak dan Iran menyimpan banyak misteri geologis yang menunggu untuk diungkap. Penemuan-penemuan dalam penelitian ini tidak hanya membantu pemahaman kita tentang proses geologi yang kompleks, tetapi juga menandakan perlunya perhatian lebih terhadap isu-isu yang berpotensi menimbulkan kerugian besar bagi masyarakat yang tinggal di kawasan tersebut. Dengan informasi yang semakin lengkap, diharapkan para pihak dapat lebih siap menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh karakteristik geologi unik dari wilayah ini.

Nadia Permata adalah seorang penulis di situs berita octopus.co.id. Octopus adalah platform smart media yang menghadirkan berbagai informasi berita dengan gaya penyajian yang sederhana, akurat, cepat, dan terpercaya.

Berita Terkait

Back to top button