Jakarta, Octopus – Dalam upaya mendukung program hilirisasi dan mencapai target Net Zero Emission pada tahun 2060, PT Bukit Asam (PTBA) meluncurkan berbagai inisiatif inovatif. Kerja sama antara PTBA dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menjadi salah satu langkah konkret, dengan memulai pilot project konversi batu bara menjadi Artificial Graphite dan Anode Sheet, bahan baku penting untuk baterai Lithium-ion.
Peluncuran proyek ini berlangsung di Kawasan Industri Tanjung Enim pada 15 Juli 2024. Sekretaris Perseroan PTBA, Niko Chandara, mengungkapkan, “Pilot project ini dapat menjadi salah satu terobosan penting dalam hilirisasi batu bara.” Inisiatif ini tidak hanya berfokus pada diversifikasi produk dari batu bara, tetapi juga mendukung kebijakan pemerintah dalam menjaga ketahanan energi nasional serta kemajuan industri kendaraan listrik.
Sebagai bagian dari komitmennya terhadap dekarbonisasi, PTBA telah melaksanakan program-program yang berorientasi pada lingkungan. Perusahaan berupaya menjadi energi kelas dunia yang peduli lingkungan dan berkomitmen terhadap misi Net Zero Emission pada 2060. Berbagai langkah konkret telah diambil di bidang operasional, termasuk penerapan Good Mining Practice dan Eco Mechanized Mining, yang bertujuan untuk menggantikan peralatan pertambangan berbahan bakar fosil dengan peralatan elektrik.
Beberapa alat berbasis listrik yang digunakan PTBA meliputi:
- Ekskavator Listrik berjenis Shovel PC-3000.
- Dump Truck hybrid sekelas 100 Ton (Diesel dan Listrik).
- Pompa Tambang berbasis Listrik.
Dalam upaya mengurangi emisi karbon lebih jauh, perusahaan juga telah mengoperasikan bus listrik di Pelabuhan Tarahan dan Unit Pertambangan Tanjung Enim. Untuk menangani manajemen karbon, PTBA mengembangkan constructed wetland untuk menghilangkan bahan pencemar seperti logam berat dan menetralkan air asam tambang.
Niko menegaskan, "Program-program dekarbonisasi ini merupakan bagian dari roadmap manajemen karbon PTBA hingga tahun 2060, yang akan terus dilaksanakan dan dikembangkan secara berkelanjutan di setiap lini perusahaan." Langkah ini menunjukkan keseriusan PTBA dalam beradaptasi dengan tantangan lingkungan yang semakin mendesak.
PTBA juga tidak berfokus hanya pada hilirisasi batu bara, tetapi memperluas upayanya ke penggunaan energi terbarukan. Dalam hal ini, PTBA bekerja sama dengan PT Angkasa Pura II (Persero) untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Bandara Soekarno-Hatta. PLTS ini telah beroperasi penuh sejak Oktober 2020 dan memiliki kapasitas maksimal 241 kilowatt-peak (kWp).
Lebih lanjut, PTBA bersama Jasa Marga Group mengembangkan PLTS di jalan tol, dengan memanfaatkan sumber energi terbarukan untuk mendukung infrastruktur yang lebih hijau. Salah satu proyek tersebut adalah PLTS berkapasitas 400 kWp di Jalan Tol Bali-Mandara, yang telah rampung dan diresmikan pada 21 September 2022. Selain itu, kerja sama dengan PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) menghasilkan PLTS berkapasitas 23,07 kWp yang mencapai tahap Commercial Operation Date (COD) pada Juni 2023.
Dalam konteks yang lebih luas, kerja sama ini mencerminkan komitmen PTBA untuk menjadi bagian integral dari transisi energi Indonesia. Dengan menggabungkan inisiatif hilirisasi batu bara dan pengembangan energi terbarukan, PTBA tidak hanya berperan dalam memenuhi kebutuhan energi nasional tetapi juga memastikan bahwa usaha mereka sejalan dengan tujuan keberlanjutan global. PTBA berada di garis depan dalam mendukung kebijakan pemerintah menuju masa depan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.